Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Sembuh dari Covid-19, Mungkinkah Tertular Lagi?

Nyatanya tidak selalu demikian. Dr. Frank Esper, MD, spesialis penyakit dari Cleveland Clinic mengatakan, masih ada banyak kesalahpahaman terkait penularan Covid-19.

Meski Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut bahwa kasus infeksi ulang jarang terjadi, itu bukan berarti Anda benar-benar aman.

Karena adanya kasus penularan ulang Covid-19 memang telah dilaporkan. Belum lagi, ada banyak hal dari Covid-19 yang masih terus berkembang.

“Sangat prematur untuk membuat asumsi bahwa hanya karena Anda telah terinfeksi Covid-19, maka Anda telah aman darinya. Saya rasa tidak ada orang yang ingin tertular Covid-19, apakah ini pertama kali atau kedua kali atau ketiga kalinya - tidak ada yang menginginkannya,” jelas Esper.

Infeksi Covid-19 yang menyerang Anda sebelumnya tidak berarti membuat Anda tak dapat terinfeksi ulang dan kemudian menularkannya kepada orang lain.

Anda mungkin berpikir Anda dalam kondisi aman, karena antibodi Anda telah terbentuk, tetapi jika Anda masih dapat menyebarkannya ke orang lain, itu juga sama berbahayanya.

Pernah terinfeksi Covid-19 sekali, bukan kesempatan untuk mengabaikan semua protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik. Bagaimana pun ini adalah cara terbaik untuk melindungi Anda dan juga orang lain dari virus corona.

Esper menekankan, hal lain yang juga berbahaya, jangan pernah merasa terinfeksi Covid-19, jika Anda tidak melakukan tes Covid-19 sama sekali.

Ada banyak virus lain di luar sana yang menyebabkan gejala sama dengan virus corona. Anda bisa saja mengalami pilek atau flu yang sangat parah, atau Anda mungkin terkena sejumlah virus - adenovirus, an sebagainya.

Anda tidak akan bisa benar-benar membedakan antara infeksi virus corona dan infeksi adenovirus atau infeksi virus lainnya, karena semua sama buruknya.

“Jadi, jangan berasusmsi dan mengatakan Anda telah terinfeksi Covid-19 tanpa dites. Kemudian Anda merasa telah memiliki antibodi Covid-19, padahal sebenarnya tidak,” ujar Esper.

Ia menambahkan, meski saat ini tampaknya begitu banyak orang yang telah terinfeksi, nyatanya kebanyakan orang hingga saat ini belum terinfeksi Covid-19. Itu berarti, banyak dari kita yang tetap rentan terhadap Covid-19.

“Jika sebagian besar orang hingga saat ini sudah terinfeksi, kita tidak akan melihat jumlah kasus yang meroket setiap hari. Ini memberi tahu kita, berapa banyak orang yang rentan di luar sana dan bahwa kita semua harus bekerja sama untuk meminimalkan jumlah orang yang terinfeksi. "

Tak Terinfeksi Bukan Berarti Kebal

Jika Anda beberapa kali berada di sekitar orang tanpa masker dan hingga saat ini tak terinfeksi Covid-19, bukan berarti Anda kebal terhadap Covid-19.

Bisa jadi Anda terinfeksi dan tak menyadarinya, karena termasuk kelompok orang tanpa gejala, di mana tak timbul gejala apapun saat terinfeksi Covid-19.

Jika Anda terus bertemu orang tanpa masker, maka bukan tak mungkin Anda menyebarkan virus corona pada orang lain.

Masalahnya, teman atau keluarga yang tertular virus corona dari Anda, bisa jadi memiliki kondisi kesehatan yang berbeda dan mengembangkan gejala yang lebih parah.

“Sekalipun Anda tidak sakit, itu tidak berarti bahwa Anda tidak dapat menyebarkan Covd-19 ke anggota keluarga lain, tetangga, atau teman Anda. Jadi, sangat penting bagi setiap orang untuk memakai masker,” ujar Esper.

Rekomendasi penggunaan masker dari CDC juga tidak mengatakan, bahwa masker hanya untuk orang yang belum pernah sakit. Mereka merekomendasikan masker untuk semua orang.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, adalah bekerja sama saling menjaga untuk mencegah infeksi Covid-19 menyebar lebih lanjut, terutama saat ini ketika jumlah orang terinfeksi terus meroket.

Infeksi Ulang dan Sistem Kekebalan

Dr Esper mengatakan, kalangan medis hingga saat ini masih meneliti kasus-kasus infeksi ulang tersebut.

Salah satunya, sebuah penelitian baru-baru ini di Oxford menunjukkan, bahwa antibodi menawarkan perlindungan selama enam bulan untuk subjek penelitian. Namun, perlu dicatat bahwa studi ini masih belum dievaluasi dan ditinjau oleh rekan sejawat.

Meskipun ini tampak seperti berita yang menggembirakan, bukan berarti kita bisa mengabaikan semua yang telah kita lakukan untuk tetap aman.

“Sebagian besar orang yang memiliki antibodi efektif melawan virus ini mungkin terlindungi selama beberapa bulan. Tetapi seperti kebanyakan virus corona, antibodi ini sepertinya tidak bertahan lama. Jadi kekebalan sangat mungkin berkurang seiring waktu, ”kata Dr. Esper.

Begitu juga dengan vaksin, saat ini belum diketahui pasti berapa lama kekebalan akan bertahan.

“Kami tidak melihat jumlah infeksi ulang yang luar biasa, jadi jika telah mendapatkan vaksin yang efektif, kemungkinan Anda aman dari infeksi Covid-19 atau infeksi ulang. Ini bisa berarti virus tidak bermutasi atau respons vaksin bertahan sedikit lebih lama,”jelasnya.

Esper mengatakan, dia tidak akan terkejut jika penurunan antibodi dalam vaksin terjadi seiring waktu dan mengharuskan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 tahunan, seperti yang kita lakukan dengan vaksinasi flu.

Tetapi saat ini, dia mengatakan tujuan utama vaksin covid-19 adalah mulai mengendalikan virus corona dan terus menyempurnakan prosesnya.

Selain vaksin, Esper mengingatkan, tindakan pencegahan penularan Covid-19 terbaik adalah tetap menerapakan protokol kesehatan, untuk menjaga diri Anda dan keluarga. Tetap memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/09/133000023/setelah-sembuh-dari-covid-19-mungkinkah-tertular-lagi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke