Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Mana Covid Berasal? Penyelidik WHO Menemukan Petunjuk Baru

KOMPAS.com - Para ilmuwan yang menyelidiki asal mula virus corona SARS-CoV-2 di China masih bergelut dengan penyelidikan panjang.

Sejauh ini mereka menemukan petunjuk penting tentang pasar hewan dan seafood di Wuhan dalam pandemi Covid-19.

Peter Daszak, ahli zoologi yang berbasis di New York ikut membantu misi penyelidikan Covid-19 yang disponsori Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dia mengatakan, temuan utama akan dirilis sebelum kepulangannya pada 10 Februari 2021 nanti.

Daszak yang ada di Wuhan mengatakan, tim penyelidikan ini beranggotakan 14 orang. Mereka bekerja sama dengan para ahli di China untuk mengunjungi tempat-tempat penting dan pusat penelitian.

Misi ini bertujuan untuk mengungkap beberapa petunjuk nyata tentang apa yang terjadi di balik pandemi Covid-19.

Dilansir Bloomberg, Minggu (7/2/2021), para penyelidik ingin mengetahui bagaimana virus corona SARS-CoV-2 - yang kerabat terdekatnya berasal dari kelelawar sejauh 1.000 mil (1.609 kilometer) - menyebar secara eksplosif. Bagaimana pun, ini adalah penularan penyakit terburuk selama lebih dari satu abad terakhir.

Daszak mengatakan penyelidikan ini menandai titik balik dalam mitigasi pandemi.

"Ini adalah awal dari pemahaman tentang apa yang terjadi, sehingga kita bisa menghentikan kejadian berikutnya," katanya dalam pertemuan melalui Zoom, Jumat (5/2/2021) malam.

"Tujuan kami adalah mencoba memahami mengapa hal ini muncul, sehingga kita tidak terus-menerus mengalami kehancuran ekonomi global dan kematian yang mengerikan sementara kita menunggu vaksin. Ini bukan masa depan yang bisa dipertahankan."

Di seluruh dunia, Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 106,7 juta orang dan 2,3 juta kematian.

WHO pada bulan Mei diminta untuk membantu mengidentifikasi sumber zoonosis virus dan rute pengenalan ke populasi manusia, termasuk kemungkinan peran inang perantara.

Penyelidikan

Kurangnya jalur yang jelas dari kelelawar ke manusia telah memicu spekulasi, salah satu yang beredar luas adalah virus corona berasal dari laboratorium.

Spekulasi ini dibantah oleh Daszak dan banyak ilmuwan di seluruh dunia.

Kabar yang beredar, virus ini ada karena terjadi kebocoran di Institut Virologi Wuhan, sebuah laboratorium penahanan biologis maksimum yang mempelajari virus corona yang dibawa kelelawar.

Para ilmuwan mengunjungi laboratorium dan bertanya kepada Shi Zhengli, yang telah mengumpulkan dan menganalisis virus-virus ini selama lebih dari satu dekade, tentang penelitian dan kasus virus corona yang paling awal.

"Agar adil kepada tuan rumah kami di China, mereka telah melakukan hal yang sama selama beberapa bulan terakhir. Mereka telah bekerja di balik layar, menggali informasi, melihatnya, dan menyiapkannya," kata Daszak.

Pekerjaan kolaboratif dengan ilmuwan China membantu tim menggali petunjuk lebih dalam.

"Kami duduk bersama mereka (ahli di China) setiap hari dan memeriksa informasi, data baru, dan kemudian memutuskan pergi ke tempat-tempat penting," kata ilmuwan Inggris itu.

“Mereka meminta daftar (tempat yang akan dikunjungi). Kami menyarankan ke mana kami harus pergi dan orang-orang yang harus kami temui. Kami pergi ke setiap tempat di daftar itu dan mereka sangat terbuka dengan itu."

Daszak adalah satu dari 10 ahli independen yang membantu misi WHO.

Badan ini juga memiliki lima anggota staf yang berpartisipasi, dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB serta Organisasi Kesehatan Hewan Dunia yang berbasis di Paris masing-masing mengirimkan dua perwakilan.

Delegasi misi WHO bekerja dalam tiga kelompok yang berfokus pada kemungkinan keterlibatan hewan, epidemiologi atau penyebaran penyakit, dan temuan dari pengambilan sampel lingkungan.

"Data sekuensing genetik membantu peneliti mengidentifikasi utas yang menghubungkan informasi antara pasien dan satwa liar," kata Daszak.

"Mungkin kita bisa mengatakan sesuatu yang berharga di akhir perjalanan ini, cukup banyak hasilnya. Tapi saya tidak ingin membahas apa yang akan terjadi atau ke arah mana temuan ini,” ujar dia yang menambahkan bahwa temuan kelompok itu dirahasiakan sampai dirilis ke publik.

Daszak, yang fokus pada sisi hewan, mengatakan perjalanannya ke pasar basah Huanan di pusat kota Wuhan sangat berguna.

Yang disebut pasar basah kebanyakan menjual makanan laut, serta daging yang termasuk satwa liar yang baru disiapkan.

Pasar hewan Huanan di Wuhan ini disorot sejak awal wabah, ketika kasus terjadi di antara pedagang dan pembeli, menunjukkan mungkin di sinilah virus melompat dari hewan ke manusia.

"Penyelidik melihat lebih jauh dan menemukan petunjuk penting tentang peran pasar," kata Daszak, menolak menjelaskan lebih lanjut.

“Saat ini, kami mencoba melihatnya bersama-sama. Kami telah melihat ketiga untaian ini secara terpisah. Sekarang kita akan menyatukannya dan melihat petunjuk dari sana."

Sementara pasar ditutup dan dibersihkan segera setelah kasus dikenali, masih ada petunjuk yang ditemukan ahli.

"Orang-orang pergi dengan tergesa-gesa dan mereka meninggalkan peralatan, mereka meninggalkan bukti tentang apa yang sedang terjadi, dan itulah yang kami lihat.”

Ilmuwan di China yang mengambil sampel lingkungan di dalam pasar mengidentifikasi situs di mana jejak SARS-CoV-2 terdeteksi, katanya.

Penyidik juga mendapat manfaat dari pemahaman yang lebih baik tentang Covid-19.

“Kami sekarang tahu apa yang tidak kami ketahui saat itu - bahwa untuk setiap kasus sakit, ada kasus lain yang asimtomatik atau sulit dibedakan dari pilek atau batuk,” kata Daszak.

"Jadi tidak disangka bahwa akan ada kasus lain selain yang masuk ke rumah sakit. Tapi berapa banyak lainnya, kapan ini dimulai? Hal semacam itu yang masih kami telusuri."

“Apa yang saya lihat sudah memberi tahu saya bahwa ada beberapa petunjuk nyata tentang apa yang terjadi, dan saya harap kita bisa membuat penjelasan yang kuat tentang itu di akhir perjalanan ini.”

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/08/120000323/dari-mana-covid-berasal-penyelidik-who-menemukan-petunjuk-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke