Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selama Pandemi Covid-19 di Asia, Kunjungan Pasien Kanker ke Layanan Kesehatan Menurun

KOMPAS.com- Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 telah memberi dampak besar terhadap banyak sektor kehidupan, termasuk mengganggu keberlangsungan pelayanan kesehatan, salah satunya pada pasien kanker.

Direktur National University Cancer Institute Singapore, Profesor Chng Wee Joo mengatakan, kawasan Asia merupakan wilayah dengan populasi padat di dunia, 4,2 miliar populasi atau 55 persen dari populasi dunia ada di kawasan ini pada tahun 2018.

Namun, berdasarkan data statistik kanker pada tahun 2018, 8,2 juta kasus kanker baru terjadi dan 5,2 juta kasus di antara kanker tersebut menyebabkan kematian. Hal ini sama dengan setengah dari beban kanker di seluruh dunia. 

Adapun 5 jenis kanker yang paling banyak dialami oleh masyarakat Asia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker hati (hepatitis), kanker perut.

Namun sayang sekali, para ahli onkologi menyebutkan bahwa kunjungan pasien kanker di masa pandemi saat ini telah mengalami penurunan.

Penyebabnya akibat pasien khawatir dan takut jika berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) justru meningkatkan risiko mereka terinfeksi Covid-19.

Penurunan kunjungan pasien kanker di Asia

Untuk di negara Singapura, khususnya di National University Cancer Institute Singapore (NICS), Profesor Chng Wee Joo dalam pemaparannya menyampaikan bahwa terdapat penurunan 9 persen dalam kunjungan untuk konsultasi pertama dan 30 persen penurunan konsultasi tindak lanjutan.

Chng berkata, penurunan kunjungan konsultasi itu terjadi signifikan pada bulan Februari dan Maret 2020, meskipun disebutkan pula angka-angka ini presentasi kunjungan ini telah berangsur kembali pulih.

Sementara itu, dalam survei terhadap 480 para ahli bedah di seluruh India, dan diperkirakan 192.000 pasien kemungkinan mengalami keterlambatan dalam diagnosis kanker secara tepat waktu.

Sedangkan, Ahli Onkologi Ginekologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Dr Yusuf mengatakan, untuk di Indonesia sendiri data terkait kunjungan pasien kanker ke rumah sakit selama pandemi ini diperkirakan terjadi penurunan di hampir seluruh fasilitas kesehatan.

Hanya saja, diakui dia, perkiraan ini memang belum ada basis data yang real, karena belum ada survei khusus menyangkut permasalahan ini.

"Kalau data kita di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta terjadi penurunan angka kunjungan pasien (kanker), sampai dengan 37 persen," kata Yusuf.

Menurut Medical Director of AstraZeneca Asia Aea, Fong Pei Chieh mengatakan bahwa penurunan kunjungan ini bisa dikaitkan dengan rasa khawatir dan ketakutan yang dialami oleh masyarakat terhadap potensi infeksi Covid-19.


"Dapat dipahami bahwa masyarakat lebih berhati-hati dalam mengunjungi rumah sakit dan klinik saat ini".

"Tetapi, penundaan diagnosis atau pengobatan dapat menyebabkan kanker menjadi lebih sulit untuk diobati dan menyebabkan hasil yang lebih buruk bagi pasien," imbuh Fong.

Namun, Chng Wee Joo menegaskan agar masyarakat tidak perlu lagi mengkhawatirkan dan jangan sampai menunda konsultasi serta pemeriksaan diri ke rumah sakit, untuk dapat meminimalisir dampak buruk akibat penundaan terapi terhadap jenis penyakit kronis ini.

Rasa khawatir itu juga harus dihindari karena layanan perawatan kesehatan di seluruh Asia menanggapi Covid-19 ini sudah dilakukan dengan menghadirkan berbagai model perawatan yang inovatif dan berdampak untuk mempertahankan layanan yang efektif.


Chng Wee Joo juga mengatakan, banyak yang mengambil langkah untuk membantu mengatasi risiko Covid-19 di klinik kanker dan mendorong orang untuk datang berkonsultasi langsung bila diperlukan.

"Meyakinkan masyarakat dan pasien kanker serta penyintas akan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan diri mereka guna kembali dan mendapatkan pemeriksaan serta perawatan yang sesuai," ucap Chng Wee Joo.

Alasan tunda kunjungan pasien kanker

Dalam beberapa survei di sejumlah negara menunjukkan bahwa ketakutan dan kecemasan pasien kanker yang ditimbulkan oleh kekhawatiran tertular virus SARS-CoV-2, ternyata memang sangat memengaruhi perilaku pencarian solusi kesehatan bagi mereka yang masih perlu didiagnosis.

Oleh karena itu, dalam upaya menegaskan edukasi pentingnya tidak menunda terapi pasien kanker ini, Koalisi ahli onkologi terkemuka di Asia dan komunitas penyintas kanker didukung oleh AstraZeneca menyatakan bahwa pelaksanaan terapi ataupun penegakkan diagnosis awal sekalipun sangat penting bagi pasien kanker.

"Saat negara-negara memasuki new normal (adaptasi kebiasaan baru), kami sangat mendorong pasien kanker untuk tidak menunda mengakses layanan sesuai dengan waktu yang dijadwalkan demi mendapatkan akses pengobatan yang terbaik," kata Chng Wee Joo dalam edukasi kampanye New Normal, Same Cancer melalui virtual daring, Jumat (11/12/2020).

Koalisi pakar kesehatan dari India, Indonesia, Filipina, Singapura dan Thailand ini juga menyebutkan bahwa diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu merupakan faktor penting untuk menentukan keberhasilan pengobatan kanker.

"Diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu merupakan faktor penting untuk menentukan keberhasilan pengobatan kanker," ujar dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/15/180200323/selama-pandemi-covid-19-di-asia-kunjungan-pasien-kanker-ke-layanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke