Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan: Virus SARS-CoV-2 Tidak Mampu Menembus Kornea Mata, Benarkah?

KOMPAS.com- Virus corona SARS-CoV-2 adalah jenis baru yang menjadi pandemi di penghujung tahun 2019 dan wabahnya telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Hingga kini, teka-teki dan misteri tentang virus penyebab penyakit baru bernama Covid-19 itu terus dipelajari para komunitas sains, ilmuwan hingga ahli medis.

Sebab, penyakit baru ini menunjukkan beragam gejala dan infeksi yang unik dan diklaim jarang terjadi pada kebanyakan penyakit yang pernah menjadi pandemi.

Bahkan, kini pengembangan vaksin terus dikebut untuk segera meredakan pandemi yang menurut data Worldometer, sudah lebih dari 47,8 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan menewaskan lebih dari 1,2 juta orang.

Para ahli masih terus mempelajari virus corona baru ini. Seperti dirangkum CDC, penyebaran virus tersebut adalah melalui tetesan pernapasan atau partikel kecil, yang keluar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, kemudian dihirup orang lain.

Namun, ternyata itu bukan satu-satunya cara virus bersirkulasi. Tetesan atau partikel infeksi dapat ditransfer melalui sentuhan, yakni pada benda yang terpapar, kemudian menyentuh hidung, mulut, atau mata.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia terus menekankan cara virus menular dan menyebar dengan cepat.

Kendati demikian, hal ini masih terus dipelajari, termasuk bagaimana virus corona masuk ke tubuh melalui mata. Meski sejumlah ilmuwan menyatakan bahwa hal itu masuk akal secara biologis.

Namun, ada bukti baru yang menunjukkan setidaknya beberapa bagian mata mungkin sebenarnya resisten atau kebal terhadap virus SARS-CoV-2.

Dalam studi baru seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (4/11/2020), para peneliti di Washington University di St Louis menemukan bahwa kornea tampaknya resisten terhadap virus corona dalam eksperimen yang mereka lakukan.

Meskipun begitu, peneliti menegaskan bahwa studi ini hanyalah pendahuluan.

"Temuan kami tidak membuktikan bahwa semua kornea resisten," kata ahli mikrobiologi molekuler Jonathan J. Miner, penulis pertama studi yang telah dilaporkan di jurnal Cell Reports.

Akan tetapi, Miner menambahkan setiap kornea donor yang telah diuji menunjukkan resisten terhadap virus corona baru.

"Masih mungkin sebagian orang mungkin memiliki kornea yang mendukung pertumbuhan virus, tetapi tidak ada kornea yang kami pelajari mendukung pertumbuhan SARS-CoV-2," kata Miner.

Percobaan dalam studi ini menggunakan jaringan kornea dari 25 donor manusia dan juga kornea tikus. Para peneliti memaparkan jaringan mata pada tiga virus, yakni SARS-CoV-2, virus Zika, dan virus herpes simplek 1 (HSV-1).

Jaringan mata melawan virus SARS-CoV-2

Pada eksplan kornea manusia yang diuji, percobaan menunjukkan virus herpes dan Zika dapat bereplikasi di jaringan mata.

Akan tetapi, pada pengujian dengan virus SARS-CoV-2 tidak menunjukkan tanda-tanda replikasi virus tersebut di jaringan kornea.

Di dalam eksplan kornea mata manusia juga masih terdapat jaringan konjungtiva, selaput yang menutupi bagian depan mata.

"Kornea dan konjungtiva diketahui memiliki reseptor untuk virus corona baru, tetapi dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa virus tidak bereplikasi di kornea," kata penulis senior dan dokter mata Rajendra S. Apte.

Dia menambahkan data studi tersebut menunjukkan bahwa novel coronavirus tampaknya tidak dapat menembus kornea mata.

Kendati demikian, tim masih belum sepenuhnya yakin bagaimana kornea dan konjungtiva manusia mungkin mampu melawan virus SARS-CoV-2.

Penghambat molekuler potensial virus di mata, yang disebut interferon lambda, mampu membatasi pertumbuhan virus di kornea manusia untuk virus HSV-1 dan Zika.

Akan tetapi, pada virus corona baru interferon lambda dapat memblokir protein dan tampaknya tidak meningkatkan kemampuan virus SARS-CoV-2 untuk bereplikasi.

Para ilmuwan menduga resistensi kornea manusia terhadap virus penyebab Covid-19 itu kemungkinan diatur oleh jalur antivirus yang berbeda.

Namun, jalur itu juga belum bisa diketahui dan dipahami peneliti, sehingga studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Oleh sebab itu, tetap tidak dianjurkan bagi profesional kesehatan untuk tidak melepaskan kacamata pelindung, sampai dapat dipastikan apakah virus SARS-CoV-2 dapat menginfeksi memalui mata, meski kornea mata tampaknya resisten pada virus corona baru ini.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/04/180200223/ilmuwan--virus-sars-cov-2-tidak-mampu-menembus-kornea-mata-benarkah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke