Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Covid-19, Telemedisin dan Layanan Kesehatan Digital Makin Krusial di Indonesia

KOMPAS.com - Oxford Business Group dan Halodoc baru saja meluncurkan Covid-19 Response Report/CRR (Laporan Tanggap Covid-19) terbarunya.

Laporan tersebut membahas peran penting platform telemedisin (layanan kesehatan jarak jauh) dan layanan kesehatan digital untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia menangani pandemi Covid-19, terutama di daerah terpencil.

Dalam laporan CRR, para peneliti menyoroti perkembangan yang telah dicapai pemerintah Indonesia terkait program Jaminan Kesehatan Nasional sebelum terjadinya pandemi.

Mereka menulis bahwa sebelum terjadi pandemi Covid-19 sekalipun, luasnya wilayah Indonesia menjadi tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai dan merata bagi seluruh masyarakat.

Sebagai contoh, Indonesia memiliki jumlah dokter per kapita yang lebih sedikit (3,78 per 10.000 penduduk) daripada empat negara dengan penduduk terbanyak lainnya, yaitu India (7,78), Pakistan (9,76), China (17,86) dan Amerika Serikat (25,95). Mayoritas dokter spesialis juga tekonsentrasi di Pulau Jawa.

Nah, telemedisin dianggap bisa menjadi solusi dari permasalahan kesenjangan akses kesehatan dan keterbatasan dana ini.

Dalam studi kasus terhadap Halodoc, tim peneliti mendapati bahwa telemedisin meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.

Waktu menunggu di rumah sakit dipangkas dari rata-rata empat jam menjadi 30 menit saja, dan layanan kesehatan juga menjadi lebih terjangkau bagi 162 juta jiwa yang berpendapatan di bawah upah minimum.

Seusai pandemi melanda, peran perusahaan telemedisin dan penyedia layanan kesehatan digital dalam menyediakan layanan kesehatan menjadi semakin krusial.

Berbagai inovasi teknologi diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti pemanfaatan big data untuk mengidentifikasi adanya potensi klaster Covid-19, fitur konsultasi jarak jauh, rujukan rumah sakit, dan pengiriman obat ke rumah.

Halodoc sendiri turut berperan dalam menyediakan "rumah sakit tanpa dinding" saat terjadinya krisis melalui pemanfaatan teknologi digital.

"Bekerja sama dengan para mitra, inisiatif ini (rumah sakit tanpa dinding) merupakan respons yang terintegrasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi di bidang kesehatan, terutama terkait minimnya akses layanan dan kapasitas fasilitas kesehatan,” ujar Jonathan Sudharta, CEO Halodoc.

"Selama periode ini, pertumbuhan transaksi di aplikasi Halodoc meningkat hingga 600%. Adaptasi konsumen yang saat ini semakin terbiasa menggunakan aplikasi telemedisin akan terus menguat memasuki era Normal baru," ujarnya lagi.

Pemerintah juga turut mendukung perkembangan telemedisin di Indonesia.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, berkata bahwa telemedisin merupakan instrumen penting untuk menyediakan akses layanan kesehatan yang merata bagi masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil.

Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mendigitalisasi layanan kesehatan, seperti menyediakan regulatory sandbox untuk mendorong terciptanya ekosistem digital yang inovatif di bidang kesehatan.

Melihat kondisi ini, Andrew Jeffreys selaku CEO Oxford Business Group optimis bahwa meskipun terjadi gangguan akibat pandemi, perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara ASEAN-5 lainnya.

Segmen digital di Indonesia juga akan terus berkembang dan tumbuh paling cepat di ASEAN, didukung dengan peningkatan aktivitas online selama pandemi, termasuk layanan medis online.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/28/133500323/pandemi-covid-19-telemedisin-dan-layanan-kesehatan-digital-makin-krusial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke