Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benjolan di Payudara, Apakah Pertanda Kanker? Ini Penjelasan Ahli

KOMPAS.com- Kanker payudara menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular yang banyak menyebabkan kematian pada wanita.

Umumnya, para ahli mengingatkan agar wanita dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara sederhana yaitu periksa payudara sendiri (Sadari) dan cara berikutnya adalah dengan periksa payudara klinis (Sadanis).

Semakin dini deteksi kanker payudara, maka peluang kesembuhan penderita kanker bisa mencapai 98 persen, terutama jika ditangai dengan baik dan tepat secara medis.

Ketua Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia, Dr Sonar Soni Panigoro menyampaikan, salah satu hal yang dicari atau patut dicurigai saat melakukan deteksi dini Sadari adalah adanya perubahan atau benjolan pada payudara Anda.

Sonar menjelaskan, memang pada awalnya atau stadium awal kanker payudara ini seringkali tidak ada gejala, makanya tidak disadari oleh orang tersebut.

Alhasil, seringkali terjadi adalah pasien datang dengan kondisi kanker payudara sudah stadium lanjut.

"Makanya, deteksi dini itu jangan menunggu adanya keluhan. Kalau sudah ada keluhan barangkali kita sudah masuk dalam fase yang sudah lebih lanjut stadiumnya," kata Sonar dalam diskusi daring bertajuk Kalbe: Faktor Genetik dan Kanker Payudara, Sabtu (10/10/2020).

Sebab, tujuan utama periksa payudara sendiri secara mandiri maupun melalui klinis adalah mencari sedini mungkin kemungkinan tumbuhnya tumor ganas di payudara dan sekitarnya.

Untuk diketahui, kanker payudara itu tidak bisa tiba-tiba muncul begitu saja, kanker butuh waktu beberapa tahun minimal 6-10 tahun untuk sampai timbul atau berubah menjadi kanker atau tumor ganas.

"Kita harus sering rutin-rutin periksa (baik Sadari ataupun Sadanis) agar kelainan tersebut bisa dideteksi dengan tepat," ujarnya.

Lantas, apakah semua benjolan di payudara pasti kanker payudara?

Sonar menegaskan sel kanker yang bermutasi dan membentuk tumor ganas yang semakin membesar jika melewati fasenya, cenderung akan tampak seperti adanya benjolan di payudara.

Akan tetapi, ternyata tidak semua benjolan yang muncul di payudara tersebut adalah tumor ganas atau kanker payudara.

"Tentu tidak. Bahkan, 85 persen benjolan di payudara itu umumnya jinak, jadi jangan takut dulu, hanya 15 persen yang merupakan tumor ganas," kata dia.

Namun, satu hal yang harus dilakukan segera adalah melakukan pemeriksaan klinis, tidak cukup lagi hanya dengan Sadari karena pemeriksaa sendiri di rumah juga memiliki keterbatasan dan berpengaruh dari fase kanker itu sendiri.

Pemeriksaan dengan cara Sadanis adalah pilihan yang tepat untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat terhadap benjolan di payudara Anda tersebut.

Umumnya beberapa pemeriksaan klinis untuk mendeteksi kanker ini yakni dengan mammografi, USG, biopsi dan lain sebagainya.

"Karena ada beberapa kemungkinan (benjolan payudaran ini), satu-satunya cara untuk memastikannya adalah dengan biopsi," jelasnya.

Mekanisme yang dilakukan saat biopsi adalah mengambil jaringan dari benjolan yang ada, dan akan diperiksa di bagian patologi.

Kemudian, nanti hasil dari pemeriksaan jaringan di bagian patologi itulah yang akan menemukan atau menentukan apakah benjolan tersebut merupakan tumor ganas atau bukan.

"Nanti kalau sudah ditentukan itu kanker, baru ditentukan juga pengobatannya (yang tepat)," tuturnya.

Langkah pengobatan paling utama pada penyakit kanker payudara adalah pembedahan, baru setelahnya dilanjutkan dengan terapi tambahan dan sistemik lainnya baik itu radiasi (penyinaran), kemoterapi, immunoterapi, ataupun terapi target.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/15/133500123/benjolan-di-payudara-apakah-pertanda-kanker-ini-penjelasan-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke