Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

New Normal, WHO Tekankan Protokol Kesehatan dan Jarak Sosial Cegah Penularan Corona

KOMPAS.com - Indonesia bersiap untuk menuju fase new normal life atau kehidupan normal baru dalam menghadapi pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional, SIAPA Asia Tenggara dari WHO menekankan dalam skenario mencegah penularan, maka langkah-langkah inti kesehatan masyarakat dapat tetap diterapkan.

"Dengan negara-negara yang sekarang bersiap untuk transisi menuju new normal, melanjutkan pendekatan seluruh pemerintah dan masyarakat sangat penting," kata Dr Khetrapal Singh dalam rilisnya di situs resmi WHO, Jumat (29/5/2020).

Namun, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat new normal diberlakukan, maka penting bagi masyarakat maupun seluruh kalangan untuk tetap memerhatikan dan mengikuti aturan protokol kesehatan Covid-19.

Untuk kesiapan new normal corona, Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga telah menyusun protokol kesehatan.

Selain menaati aturan untuk selalu mencuci tangan, baik menggunakan sabun maupun hand sanitizer, juga ditekankan pentingnya menjaga jarak sosial dan fisik, physical distancing.

Melansir CNN, Jumat (29/5/2020), para ahli mengatakan rekomendasi social distancing atau physical distancing sejauh enam kaki atau kurang lebih sekitar 2 meter adalah aturan praktis.

Sebelumnya, para peneliti di California dan Taiwan menyarankan bahwa jarak 2 meter mungkin tidak cukup untuk melindungi orang dari penularan Covid-19.

Rekomendasi jarak sosial dari WHO

Jika menurut sejumlah ahli jarak enam kaki atau sekitar 2 meter tidak cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus corona baru ini, lantas berapa jarak yang harus diterapkan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan jarak satu meter atau sekitar 3,3 kaki atau lebih untuk menghindari potensi penularan virus corona.


"Semakin jauh jaraknya, maka akan semakin baik. Jika Anda bisa membuat jarak yang lebih jauh, maka akan semakin baik (dalam menghindari potensi penularan Covid-19)," kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis untuk tanggapan Covid-19 dari WHO.

Seperti yang telah diketahui, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan infeksi pernapasan, ditularkan melalui cairan droplet dari seseorang yang terinfeksi.

Droplet yang lebih besar cenderung akan langsung jatuh ke tanah, sedangkan tetesan dengan partikel yang jauh lebih kecil dapat bertahan di udara sedikit lebih lama.

Oleh karena itu, dalam protokol kesehatan Covid-19 juga dianjurkan agar selalu mengenakan masker dan menutup mulut serta hidung saat batu atau bersin dengan menggunakan lengan atas.

Kendati demikian, WHO juga kembali menegaskan virus cenderung tidak melakukan perjalanan dengan jarak yang jauh di udara.

Terkait dengan kontak dekat yang dapat menyebabkan seseorang tertular virus corona, WHO menegaskan, pihak berwenang tidak hanya mempertimbangkan physical distancing.

Akan tetapi, dipertimbangkan juga durasi waktu dan sifat kontak antara orang yang memiliki virus SARS-CoV-2 dengan orang yang tertular.

WHO menggunakan pedoman durasi waktu yang memungkinkan penularan terjadi yakni 15 menit.

"Tetapi itu, cukup lama dan seseorang yang dalam lingkungan berisiko tinggi dapat terinfeksi dalam waktu yang lebih cepat dari itu," jelas Van Kerkhove.

Seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Presiden Jokowi juga meminta kepada masyarakat agar terus meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan sebelum memasuki pola hidup normal yang baru di tengah pandemi ini.

"Saya minta protokol beradaptasi dengan tatanan normal baru (new normal) yang sudah disiapkan oleh Kemenkes ini disosialisasikan secara masif kepada masyarakat," kata Jokowi saat memimpin rapat kabinet terbatas lewat video conference.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/29/170200923/new-normal-who-tekankan-protokol-kesehatan-dan-jarak-sosial-cegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke