Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akurasi 100 Persen, Inggris Siap Gunakan Tes Antibodi Virus Corona ini

KOMPAS.com - Sebuah tes pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus corona baru terbukti membawa keberhasilan hingga 100 persen.

Upaya ini membuka jalan untuk mendeteksi orang-orang yang positif terjangkit virus SARS-CoV-2 di Inggris, seperti dilansir dari The Independent, Kamis (14/4/2020).

Tes antibodi untuk mendeteksi Covid-19 ini telah dikembangkan perusahaan Swiss Roche dan diapresiasi oleh Public Health England, bahkan telah diberi mengantongi izin untuk digunakan di Amerika Serikat.

Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial dilaporkan sedang bernegosiasi dengan Roche untuk membeli jutaan alat tes corona tersebut.

Alat tes ini nantinya segera diluncurkan di Inggris untuk memeriksa seberapa agresif virus corona ini menyebar ke seluruh negeri.

"Kami yakin, tes antibodi berkualitas baik ini akan tersedia saat dibutuhkan," kata Profesor John Newton, koordinator nasional program pengujian virus corona Inggris.

Prof Newton mengatakan pekan lalu para ahli ilmiah di PHE Porton Down telah melakukan evaluasi independen terhadap pengujian serologi Roche SARS-CoV-2 yang baru dalam waktu singkat.

"Hasilnya, menyimpulkan ini pengujian yang sangat spesifik dengan akurasi hingga 100 persen," jelas dia.

Pengujian antibodi ini dijuliki "gamechanger" oleh Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris.

Akurasi tes antibodi capai 100 persen

Pihak Roche mengklaim pengujian alat tes ini mencapai 100 persen dalam mendeteksi antibodi virus corona dan 99,8 persen akurat dalam mengesampingkan keberadaan antibodi tersebut.

Artinya, dari 500 tes antibodi yang dilakukan, hanya satu yang akan mendapatkan hasil positif palsu.

Sebagai perbandingan, menurut data yang dilansir dari Quartz, tes pertama yang disetujui FDA untuk penggunaan darurat, yang dibuat oleh Cellex, menunjukkan akurasi 93,8 persen dalam mendeteksi antibodi virus corona baru, SARS- CoV-2.

Selain itu, dalam mengesampingkan keberadaan antibodi, tes ini menunjukkan akurasi sekitar 95,6 persen. Sedangkan, uji Premier Biotech memiliki sensitivitas 80,3 persen dan spesifisitas 99,5 persen.

Kendati perbedaan dalam akurasi tes tampak kecil, namun simulasi Quartz menunjukkan implikasi yang besar hanya pada sebagian kecil orang yang terinfeksi.

Sebab, jumlah positif palsu Covid-19 yang dites antibodi, jumlahnya dapat sama dengan hasil tes positif sebenarnya.

Misalnya, jika 5 persen dari 1.000 orang memiliki virus corona yang dites antibodi dengan Cellex, peluang hasil positif yang benar kemungkinan hanya 49,5 persen.

Sedangkan, Rosche SARS-CoV-2 ini diuji pada populasi yang sama dapat menunjukkan hasil positif Covid-19 sebenarnya hingga 96 persen.

Thomas Schinecker, kepala Roche Diagnostics, mengatakan tes perusahaan telah dievaluasi pada 6.000 sampel darah.

Meskipun akurasi meningkat, tidak ada tes antibodi yang sempurna dan tes Roche masih menyisakan ruang untuk kemungkinan kesalahan.

Saat ini, akurasi tes Roche didasarkan pada darah yang diambil setidaknya 14 hari setelah infeksi, sehingga akan kurang akurat jika seseorang memiliki infeksi aktif atau sangat baru.

Selain itu, para ilmuwan masih tidak yakin berapa lama antibodi berada dalam darah setelah infeksi virus corona.

Kendati Rosche SARS-CoV-2 bukan solusi yang sempurna, namun tes antibodi ini adalah langkah signifikan menuju pengembangan pemahaman ilmuwan tentang penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 4 juta populasi di dunia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/14/163300123/akurasi-100-persen-inggris-siap-gunakan-tes-antibodi-virus-corona-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke