Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Ancaman Gentrifikasi di Balik Wacana Bangun 40 Kota Selevel Jakarta

Kompas.com - 26/12/2023, 07:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan cara ini, pasokan perumahan dapat ditingkatkan untuk memenuhi permintaan, sehingga membantu menstabilkan harga sewa.

Deregulasi ini, bagaimanapun, perlu diimbangi dengan perhatian terhadap konsekuensi sosial, termasuk potensi pengusiran penduduk lokal.

Penting untuk diingat bahwa gentrifikasi di satu sisi dapat membawa manfaat ekonomi yang lebih luas. Peningkatan aktivitas ekonomi di wilayah gentrifikasi dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan tingkat upah.

Oleh karena itu, fokus pada perdebatan mengenai gentrifikasi seharusnya juga mencakup upaya untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan dampak sosial.

Selain itu, perumusan kebijakan yang bijaksana seharusnya bisa menyelesaikan masalah dalam konteks lokal yang terus menjadi ranah konflik antara investor dan penduduk lokal.

Memang tidak ada solusi tunggal yang menguntungkan semua pihak, sehingga pendekatan fleksibel perlu diadopsi agar dapat mempertahankan keberagaman dan keberlanjutan komunitas.

Perlu diingat, gentrifikasi bukanlah fenomena hitam-putih, dan perspektif yang matang memerlukan pemahaman mendalam tentang kedua sisi masalah.

Perumahan terjangkau penting untuk kelangsungan hidup komunitas, tetapi solusi terhadap gentrifikasi seharusnya melibatkan strategi komprehensif dan seimbang untuk memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari rencana bangun 40 kota selevel Jakarta dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com