Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2023, 12:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan tengah mendorong percepatan pelaksanaan pembangunan Rumah Susun (Rusun) bagi para ASN dan Hankam yang akan bertugas di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Saat ini, progres pembangunan rusun berjumlah 47 tower itu sudah tahap persiapan konstruksi dan dilaksanakan selama 19 bulan dengan target selesai seluruhnya pada Desember 2024 mendatang.

"Kami mendapat challenge dari Bapak Menteri PUPR, minimal pada Juli 2024 sudah terbangun 12 tower beserta meubelair-nya, sehingga harapannya sudah dapat langsung dihuni," ujar Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (09/11/2023).

Secara keseluruhan, 47 tower Rusun ASN dan Hankam memiliki total 2.820 unit dengan tipe 98 m2 untuk setiap unitnya.

Terdiri dari 31 rusun untuk ASN dengan jumlah 1.860 unit untuk menampung 5.580 orang. Lalu, rusun untuk Hankam terdiri dari 7 rusun bagi personel POLRI dan Badan Intelijen Negara (BIN) serta 9 rusun bagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan total 960 unit menampung 2.880 personel.

Baca juga: Ini Kabar Terbaru Proyek Rusun ASN-Hankam IKN Garapan Summarecon

Setiap unit hunian terdiri dari living room, kitchen, service area, 3 kamar tidur, dan 2 kamar mandi.

"Konsep pembangunan IKN mengadopsi konsep kota terpadu. Karena mayoritas ASN yang pindah ke sana merupakan ASN generasi milenial, kami mendesain unit hunian tersebut dengan desain minimalis," terangnya.

Rusun ASN dan Hankam berada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan IKN sub-WP 1A dengan total lahan seluas 45,91 hektar.

Masing-masing tower dibangun setinggi 12 lantai. Di mana lantai 1 dan 2 dimanfaatkan untuk podium fasos/fasum (fitness, public space, dan sebagainya), sedangkan 10 lantai sisanya untuk hunian.

Dalam proses pembangunan Rusun ASN dan Hankam di IKN, Kementerian PUPR menerapkan sedikitnya tiga kriteria pelaksanaan pembangunan dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST).

"Kita dituntut tidak hanya merencanakan bangunan yang canggih yang dapat dibanggakan dan sebagai sebuah show case tingkat dunia untuk penerapan bangunan hijau dan cerdas dengan teknologi terkini yang mendukung pengurangan efek gas rumah kaca," pungkas Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com