Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Makin Agresif di Sektor Properti, tetapi Tak Seluruhnya Mulus

Kompas.com - 14/09/2023, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang makin agresif menanamkan modal di sektor properti Indonesia. Terbaru melalui Sumitomo Forestry Indonesia sebagai anak perusahaan dari Sumitomo Forestry Co., Ltd., Jepang, mereka sepakat membangun hunian ramah lingkungan bersama Olympic Bangun Persada di OCBD Bogor.

Sumitomo merupakan bagian dari Penanaman Modal Asing (PMA) Jepang di sektor properti Indonesia yang dilaporkan mencatat angka sebesar 79,3 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 1,218 triliun sepanjang Semester I-2023.

Sementara secara umum, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi PMA Jepang dilaporkan mencapai angka 1,9 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 30,3 triliun.

Ada banyak alasan, mengapa investor Jepang demikian agresif masuk pasar properti Indonesia. Salah satu alasan terkuat adalah besarnya potensi pasar berbasiskan populasi 280 juta orang.

Baca juga: Olympic Gandeng Sumitomo, Kembangkan Hunian Ramah Lingkungan di Bogor

Sebagaimana disampaikan Senior Managing Executive Officer Sumitomo Forestry Co., Ltd. Atsushi Kawamura. Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang sangat penting dengan jumlah populasi ratusan juta, kebutuhan rumah demikian tinggi.

"Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang dipertahankan selalu positif sekitar 4-5 persen menjadi pertimbangan Sumitomo memperluas ekspansi usaha," ujar Kawamura, Rabu (13/9/2023).

Selain mencari negara dengan growth positif, investor Jepang juga mempertimbangkan beberapa faktor. Di antaranya, menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, adalah Indonesia terbukti sukses melewati krisis pandemi Covid-19.

"Kemudian cost of fund rendah. Jadi, daripada menyimpan cash di negaranya (Jepang), mereka cenderung investasi di negara yang masih ada pertumbuhan dan bisa mendapatkan capital gain pada masa pemulihan ekonomi di kemudian hari," tutur Hendra kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: The Okura Residence and Hotel Jakarta Mulai Dibangun, Investasi Rp 2,7 Triliun

Dalam mengembangkan properti di Indonesia, para pengembang dari Negeri Sakura ini membawa teknologi konstruksi mutakhir, pemanfaatan material ramah lingkungan, keahlian dan keterampilan mumpuni, disiplin, kerja keras, ketepatan, dan kualitas tinggi sebagai nilai yang ditransfomasikan.

Kendati Jepang identik dengan nilai-nilai tersebut, elan ini tak seluruhnya dapat terealisasi dengan mulus, terutama di sektor hunian vertikal atau apartemen.

Hal ini tecermin dari sejumlah proyek yang gagal terlaksana usai diumumkan kepada publik, mangkrak di tengah jalan, perubahan konsep dari strata menjadi serviced atau hengkangnya investor Jepang akibat masalah lahan dan  perizinan yang belum tuntas.

Terdapat proyek apartemen di Sentul City, Bogor, apartemen mewah di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, apartemen menengah di Taman Permata Buana, Jakarta Barat, apartemen mewah di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, apartemen menengah di Ciracas, Jakarta Timur, dan apartemen menengah di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang memenuhi kriteria di atas.

Baca juga: Farpoint Bidik Rp 1,440 Triliun dari Penjualan The Loggia

Apa penyebabnya?

Hendra mengungkapkan, para investor Jepang ini terlalu percaya diri menyerahkan segala sesuatunya dalam kemitraan strategis.

Meskipun di satu sisi baik dan positif sehingga memicu pengembang lokal/Nasional dapat meningkatkan kualitasnya, monitoring dan evaluation kerap diabaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com