Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Perkantoran di Indonesia Masih Belum Pulih Sepenuhnya

Kompas.com - 05/02/2023, 16:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Dicabutnya aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia pada Jumat (30/12/2022) diharapkan bisa membawa perubahan positif terhadap perekonomian dalam negeri.

Sektor properti yang merupakan salah satu penggerak ekonomi negara diprediksi akan tumbuh positif di tahun ini.

Tentu saja ini angin segar terutama bagi sektor perkantoran yang terseok-seok selama dua tahun terakhir.

Sejak diberlakukannya PPKM pada Juli 2021 untuk menghambat penyebaran Covid-19, okupansi ruang-ruang kantor di Jakarta merosot tajam.

Baca juga: 210 Hektar Gedung Kantor di CBD Jakarta Bakal Kosong Melompong

Ini merupakan imbas dari kebijakan Work From Home (WFH) yang diberlakukan banyak perusahaan.

Sepanjang tahun 2021, Colliers Indonesia mencatat sektor perkantoran di Jakarta masih mengalami tekanan baik yang berada di Central Business District (CBD) maupun di non-CBD.

Berdasarkan riset Colliers, tingkat okupansi perkantoran CBD selama tahun 2021 hanya berada di angka 78,4 persen atau turun sekitar 5 persen dibandingkan sebelum pandemi 2019.

Sementara pada area non-CBD, tingkat hunian hunian hanya mencapai 79,2 persen atau turun 3 persen daripada sebelum pandemi 2019. Padahal tidak ada pasokan ruang kantor baru pada 2021.

Memasuki tahun 2022, kondisi ruang perkantoran belum menunjukan tanda-tanda pemulihan berarti meskipun sudah banyak perusahaan yang menginstruksikan karyawannya kembali bekerja dari kantor (WFO).

Baca juga: Gabung Ekosistem Digital Hub, DCT Agency Buka Kantor di BSD City

Pada kuartal ke III tahun 2022, sektor perkantoran di Jakarta masih ada di bawah 80 persen. Padahal menurut Head Research Department Colliers Indonesia Ferry Salanto, okupansi sektor perkantoran yang ideal harus berada di angka 80 persen.

“Idealnya, okupansi sektor perkantoran harus berada di angka 80 hingga 85 persen. Sedangkan saat ini, kondisinya masih jauh dari ideal. Karena itu, pemilik gedung harus adaptif,” ungkap Ferry dalam “Media Briefing Jakarta and Bali Property Market Quartal 3 2022”, Rabu (5/10/2022).

Sementara itu, berdasarkan riset dari JLL, hingga triwulan akhir tahun 2022, pada triwulan akhir tahun 2022, tingkat hunian sektor perkantoran di Jakarta masih berada di angka 71 persen
untuk Kawasan CBD dan 72 persen untuk Kawasan Non-CBD.

Tentu, bila berpatokan dari kondisi okupansi ideal, maka kondisi perkantoran di Jakarta masih jauh dari ideal.

Kabar baiknya, aktivitas dan permintaan terhadap sektor perkantoran Grade A mengalami peningkatan pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021.

Head of Office Leasing Advisory, Angela Wibawa, mengatakan hal tersebut dikarenakan para perusahaan mulai melakukan perbandingan antara tetap berada di gedung mereka saat ini atau pindah ke gedung lain (move vs stay).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com