JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap orang-orang yang mengaku sebagai arsitek atau "arsitek".
Sebab, untuk menjadi seorang arsitek harus dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda Registrasi Arsitek atau STRA.
Imbauan ini menyusul para oknum yang menyebut atau mengaku dirinya arsitek dan berkeliaran di industri konstruksi selama puluhan tahun. Padahal, sambungnya, mereka tidak memiliki kompetensi yang memadai apalagi beretika profesi.
Namun, setelah melalui perjalanan panjang dan berliku, ketidakpastian itu akhirnya mendapatkan jalan keluarnya. Pada tanggal 8 Agustus 2017, Undang-undang Nomor 6 tahun 2017 tentang arsitek sah berlaku.
Baca juga: IAI Klaim Karya Arsitek Indonesia Sejajar dengan Arsitek Dunia
"Peristiwa itu menandai kebangkitan profesi arsitek. Kepastian hukum atas profesi arsitek sesungguhnya merupakan jaminan bahwa layanan arsitek dapat dipertanggungjawabkan dan karya arsitekturnya sesuai keandalan bangunan yaitu keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan," ucap Georgius, dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).
Kebangkitan profesi arsitek Indonesia juga telah diakui dunia. Sejumlah karya arsitektur anak bangsa sudah mampu bersaing di level internasional.
Sebut saja penataan Kampung Kali Code di Yogyakarta, pembangunan Kawasan Citra Niaga di Samarinda, Masjid Said Naum di Jakarta, dan terakhir Bandara Banyuwangi.
"Di ranah cagar budaya, upaya pelestarian Gedung Arsip Nasional di Jakarta tahun 2001 dan pelestarian Kampung Wae Rebo di Flores tahun 2012 telah menerima UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation. Peristiwa itu membuktikan kualitas karya Arsitek Indonesia di tingkat dunia," bebernya.
Kehadiran dunia arsitektur di Indonesia juga diperkuat dengan terbentuknya Asosiasi Pendidikan Tinggi Arsitektur Indonesia (APTARI).
Ketua APTARI Yulianto Purwono Prihatmaji menjelaskan, di bawah naungannya, anak bangsa mulai dibimbing dan diarahkan secara terukur dan bertanggung jawab untuk mendapatkan persiapan yang matang menjalani proses menjadi arsitek di tiap-tiap perguruan tinggi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.