31 Proyek Masuk Rencana KPBU Tahun 2023, Ini Sektor Terbanyak

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR berupaya memperluas cakupan kerjasama dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui peran badan usaha melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Inovasi pembiayaan pembangunan infrastruktur yang berketahanan dan berkelanjutan perlu dilakukan untuk mengatasi keterbatasan APBN.

Sebab, kemampuan APBN 2020-2024 diproyeksikan hanya mampu memenuhi 30 persen atau sekitar Rp 623 triliun dari total kebutuhan anggaran penyediaan infrastruktur.

Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna mengatakan, pihaknya menargetkan 31 proyek KPBU dengan nilai sebesar Rp 212,52 triliun pada tahun 2023.

"Kementerian PUPR melalui DJPI menargetkan 14 proyek KPBU senilai Rp 73,93 triliun dalam Tahap Penyiapan dan 17 proyek KPBU senilai Rp 138,41 triliun dalam Tahap Transaksi," jelasnya dalam rilis pers, Rabu (25/01/2023).

Pada Tahap Penyiapan, terdiri dari 3 proyek SDA senilai Rp 20,74 triliun, 4 proyek Jalan dan Jembatan Rp 34,55 triliun, 6 proyek Permukiman Rp 17,91 triliun, serta terdapat 1 proyek Perumahan Rp 730 miliar.

Baca juga: MRT Jakarta Buka Keran Investasi di 49 TOD Koridor East-West

Kemudian, pada Tahap Transaksi terdiri dari 5 proyek SDA senilai Rp 11,72 triliun, 2 proyek Jalan dan Jembatan Rp 70,44 triliun, 4 proyek Permukiman Rp 13,22 triliun, dan 6 proyek Perumahan Rp 43,21 triliun.

Berdasarkan akumulasi dari data di atas, proyek yang masuk rencana KPBU terbanyak tahun 2023 ialah sektor permukiman dengan total 10 proyek.

Selanjutnya diikuti sektor SDA sebanyak 8 proyek, Perumahan 7 proyek, serta Jalan dan Jembatan 6 proyek.

Sebelumnya pada tahun 2022, DJPI telah mengerjakan 27 proyek KPBU senilai Rp 269,78 triliun dalam Tahap Penyiapan dan 7 proyek KPBU senilai Rp 68,96 triliun dalam Tahap Transaksi.

"Adapun realisasi keuangan pada TA 2022 mencapai 85,31% dengan realisasi fisik sebesar 85,94%," pungkas Herry.