Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Apartemen Kian Lesu, Pakar Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 13/10/2022, 14:14 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar apartemen di Jakarta nampak kian lesu setelah diterpa pandemi Covid-19.

Bahkan menurut Head Research Department Colliers Indonesia Ferry Salanto, kondisi pasar apartemen di Indonesia ternyata sudah menunjukan tanda-tanda penurunan performa sebelum pandemi Covid-19 terjadi yakni pada tahun 2019.

"Sebelum tahun 2019, penjualan apartemen sudah menurun. Hal ini karena pembeli apartemen adalah para investor bukan end user," ungkap Ferry.

Berdasarkan data Colliers Indonesia, jumlah kumulatif apartemen di Jakarta pada kuartal III-2022 mencapai 219.859 unit.

Angka tersebut naik 0,1 persen secara kuartalan atau 1,3 persen secara tahunan karena ketambahan Southgate Residence di Jakarta Selatan yang menyumbang 189 unit.

Baca juga: Ini Lima Apartemen Tertinggi di Indonesia

Sementara jumlah apartemen yang terserap pada kuartal III-2022 adalah 87,4 persen atau hanya tumbuh 0,2 persen secara kuartalan.

Kinerja kurang menggembirakan juga terjadi pada segmen apartemen servis, saat ini tercatat ada sebanyak 6.474 unit di Jakarta berkat dibukanya Citadines Sudirman Jakarta.

Bertambahnya pasokan tersebut membuat okupansi apartemen servis turun 1,5 persen secara kuartalan menjadi 59,8 persen.

Hal serupa diperlihatkan Knight Frank Indonesia dalam risetnya, bahwa dari total pasokan apartemen yang tersedia di Jakarta hingga Juni 2022 sebanyak 9.348 unit, hanya terisi 58,8 persen.

Itu artinya sekitar 5.496 unit apartemen yang sudah berpenghuni. Sedangkan 3,851 unit sisanya masih menanti penyewa.

Baca juga: Pasar Apartemen Tiarap, Sejumlah Pengembang Fokus Jual Rumah Tapak

Lantas, apa penyebabnya?

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar apartemen tertekan.

Pertama adalah masalah pajak pertambahan nilai (PPN) yang membuat harga rumah menjadi berkesan naik.

Selain itu, pengembangan rumah-rumah subsidi turut menyebabkan sebagian calon pembeli apartemen cenderung beralih ke pilihan itu.

"Beralih ke rumah-rumah landed yang size-nya mini karena dari segi harga mirip-mirip dengan apartemen dua kamar tidur," ucap Bambang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2022).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com