Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Fakta Jembatan Kaca Seruni Point di KSPN Bromo-Tengger-Semeru

Kompas.com - 25/09/2022, 09:20 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru (BTS) di Probolinggo, Jawa Timur.

Berbagai infrastruktur dikebut, salah satunya adalah membangun Jembatan Kaca Seruni Point yang bakal menjadi tempat ikonik di KSPN BTS.

Jembatan Kaca Seruni Point mulai dibangun pada akhir September 2021 dan ditargetkan bisa diresmikan pada Desember 2022.

Hingga akhir paruh pertama tahun 2022, progres pekerjaan Jembatan Kaca Seruni Point telah mencapai 85 persen.

Pembangunannya bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena melintasi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.

Baca juga: Homestay Bromo-Tengger-Semeru Terkendala Penyediaan Air Bersih

Sedangkan Pemerintah Kabupaten Probolinggo berperan sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan.

Kehadiran jembatan kaca ini menjadi destinasi wisata adrenalin sekaligus penghubung Terminal Wisata Seruni Point dengan shuttle area yang juga tengah dikembangkan.

Dari atas Jembatan Kaca Seruni Point, pengunjung bisa menikmati pemandangan Gunung Bromo, Gunung Tengger, Gunung Semeru hingga Gunung Batok di sekitarnya.

Sembari menunggu proyek unik ini rampung, berikut fakta-fakta Jembatan Kaca Seruni Point yang perlu Anda ketahui:

1. Melintasi jurang sedalam 100 meter

Proyek Jembatan Kaca Seruni Point di KSPN Bromo-Tengger-SemeruKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Proyek Jembatan Kaca Seruni Point di KSPN Bromo-Tengger-Semeru
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Kaca Seruni Point Achmad Riza Chairulloh mengatakan, Jembatan Kaca Seruni Point dibangun di atas jurang sedalam 80-100 meter.

Baca juga: Lagi, Pilihan Rumah Murah Dekat KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Serba Rp 150 Jutaan

"Jembatan kaca ini membentang di atas jurang dengan kedalaman 80-100 meter," jelasnya kepada wartawan dalam Press Tour Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Jawa Timur, Kamis (28/7/2022).

Untuk fisiknya, jembatan kaca ini memiliki panjang 120 meter dan lebar 1,8 meter dengan struktur suspended cable.

Dari sisi keamanan, kekuatan jembatan kaca pertama di Indonesia tersebut didesain sesuai standar nasional yang ada.

Komponen kaca yang digunakan akan melalui preliminary testing di laboratorium hingga uji beban untuk memverifikasi desain sebelum dioperasionalkan.

Sistem struktur lantai atau deck jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis atau laminated glass yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih.

Kaca-kaca tersebut direkatkan satu sama lain hingga beberapa lapisan laminasi atau interlayer dengan total ketebalan 25,55 milimeter.

Struktur jembatan ini dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat.

2. Kuat tampung 100 orang

Proses pengujian material kaca yang akan digunakan di jembatan kaca di KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur.Kementerian PUPR Proses pengujian material kaca yang akan digunakan di jembatan kaca di KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur.
Achmad Riza menambahkan, Jembatan Kaca Seruni Point kuat menampung 100 orang sekaligus.

"Sementara ini pengelolaan nanti 100 orang per sekali masuk," jelasnya

Rencana tersebut dibuat sesuai dengan pendekatan pembangunan dari sisi operasional guna menunjang kenyamanan pengguna.

Jembatan kaca direncanakan agar tidak terlalu padat pengunjung, sehingga bisa digunakan untuk berfoto dan menikmati pemandangan.

Pendekatan pembangunan kedua adalah dari sisi desain yang dirancang mampu menampung kekuatan 500 kilogram beban per meter persegi.

"Jadi kalau sederhananya bisa menampug rata-rata berat orang 100 kilogram itu bisa 5 orang per meter perseginya," tambah Achma Riza.

Rencananya setiap sesi kunjungan akan diberikan waktu selama 30-60 menit dengan kapasitas 100 orang.

"Jadi setelah menikmati wisata itu, keluar 100 orang pertama, baru 100 orang kedua menikmati," Achmad Riza kembali menjelaskan.

3. Wajib junjung Suku Tengger

Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sunaryono saat berkunjung ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Kamis (28/7/2022)Kompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sunaryono saat berkunjung ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Kamis (28/7/2022)
Proyek Jembatan Kaca Seruni Point wajib menjunjung adat Suku Tengger Hal ini disampaikan oleh Kepada Desa Ngadisari Sunaryono saat berkunjung ke lokasi.

"Desa Ngadisari ini adalah masyarakat adat, bisa dikatakan desa adat. Mayoritas menganut agama Hindu Tengger," paparnya saat ditemui Kompas.com.

Kata Sunaryono, banyak tempat di kawasan Seruni Point yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

Selain itu, banyak juga kebiasaan hidup yang perlu dihormati agar tidak terjadi benturan atau hambatan di tengah perjalanan.

"Contohnya setiap melaksanakan kegiatan, kita melakukan upacara. Itu harus diikuti oleh kontraktornya," tambahnya.

Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang hendak dilakukan harus disertai dengan koordinasi pihak desa.

Nantinya, pihak Desa Ngadisari akan menunjukkan titik-titik mana saja yang harus dihindari oleh pelaksana proyek.

Apabila aturan tersebut dilanggar, bukan hanya proyek yang sedang dikerjakan saja yang terhambat, tetapi masyarakat juga akan terkena dampaknya.

Di sisi lain, Sunaryono turut berharap pembangunan jembatan kaca pertama di Indonesia tersebut bisa membawa kemajuan untuk masyarakat.

"Otomatis yang kita harapkan, tempatnya maju, wilayahnya maju, tapi jangan sampai masyarakat kita malah mundur, apalagi hanya menjadi penonton," pungkas Sunaryono.

4. Tawarkan 3 atraksi pariwisata

Proyek Terminal Wisata di KSPN Bromo-Tengger-SemeruKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Proyek Terminal Wisata di KSPN Bromo-Tengger-Semeru
Bila telah beroperasi, pengunjung Jembatan Kaca Seruni Point bisa menikmati 3 atraksi yang tersedia di obyek wisata ini.

"Pertama adalah atraksi adrenalin melihat jurang," ujar Achmad Riza.

Atraksi kedua adalah pengunjung bisa menyaksikan keindahan pemandangan pegunungan di sekitar Jembatan Kaca Seruni Point.

Selain itu, pengunjung juga dapat sekaligus berwisata di ekosistem area konservasi yang dikelola oleh KLHK.

"Ketiga, pada malam hari kami tawarkan konsep pencahayaan jembatan," tutup Achmad Riza.

Sehingga dengan pencahayaan jembatan, objek ini akan nampak jelas terlihat pada malam hari dari titik tertentu.

Seiring dengan pembangunan terminal wisata dan shuttle area, ikut dirancang penyediaan area parkir dan kios pendukung kebutuhan pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com