Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tangerang Kian Diincar Pemburu Rumah?

Kompas.com - 16/08/2022, 12:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Bogor dikenal sebagai kawasan favorit bagi pemburu hunian, kini ada Tangerang yang bertengger di papan atas.

Berdasarkan data dari Flash Report Rumah123.com, Tangerang menjadi lokasi terpopuler paling banyak dicari dengan angka 16,7 persen pada kuartal II-2022.

Hal serupa juga terjadi pada kuartal I-2022 di mana Tangerang menjadi lokasi paling banyak dicari dengan perolehan 15,5 persen.

Lantas, kenapa Tangerang kian diminati oleh pemburu hunian?

Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan hal ini dikarenakan Tangerang memiliki kemudahan aksesibilitas.

Baca juga: Harga Rumah di Kabupaten Tangerang Naik hingga 24,5 Persen

"Dengan ada beberapa tol baru mengarah ke Tangerang dan sekitarnya," katanya kepada Kompas.com, Selasa (16/8/2022).

Tangerang juga menjadi kawasan bisnis terpadu, dilengkapi dengan aksesibilitas dari dan ke daerah tersebut.

Selain itu, kawasan ini menyediakan beragam tipe rumah, mulai dari harga ratusan juta hingga puluhan miliar.

"Ini menjadikan kawasan Tangerang primadona untuk menjadi pilihan utama konsumen," tambahnya.

Hal tersebut merupakan bukti kesuksesan pengembangan kawasan Tangerang, khususnya di kawasan Tangerang Selatan.

Baca juga: Paling Banyak Dicari, Intip Pilihan Rumah Murah di Tangerang

Lanskap Tangerang berhasil diubah dengan penambahan berbagai fasilitas pendukung yang bukan hanya berskala lokal tetapi hingga nasional.

Bambang memprediksi, selama kawasan Tangerang tetap berkembang, maka daya tarik wilayah tersebut akan tetap tinggi.

Ini juga dipengaruhi oleh peminat perumahan yang ingin tinggal di area dekat tempat kerja atau usaha.

Oleh karena itu, pengembang diimbau untuk terus berinovasi melakukan pengembangan baru atau memperbaiki kawasan sehingga pasar bisa terus tumbuh.

"Contoh kawasan yang dulu primadona tapi sekarang cenderung turun yakni kawasan kota lama, Glodok, Beos dan sekitarnya. Ini karena minim pengembangan baru, jadi harga stagnan bahkan turun," tutup Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com