Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Backlog Besar, Pasar Alat Berat di Indonesia Sangat Menjanjikan

Kompas.com - 12/08/2022, 10:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah gencar membangun sejumlah proyek infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, bendungan, dan kawasan ekonomi khusus.

Bahkan tahun ini terdapat proyek pengembangan smelter terintegrasi yang masuk dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sebagaimana diketahui, tahun ini, pemerintah telah memasukkan 13 proyek ke dalam daftar PSN terbaru tahun 2022.

Penetapan itu termaktub di dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.

Baca juga: Jadi Juara Nasional, Gunawan Wakili Indonesia di Kompetisi Operator Alat Berat Asia

Ke-13 PSN tersebut adalah Proyek Palapa Ring Integrasi, Nasional; Pembangunan Kelapa Dalam dan Industri Turunannya di Papua Barat; Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ir H Djuanda/Jatiluhur II di DKI Jakarta dan Jawa Barat; dan Proyek Pariwisata Seribu Pulau Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.

Kemudian Infrastruktur Kereta Api Logistik di Kalimantan Timur; Pembangunan Kawasan Industri Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) di Sulawesi Tenggara; Pembangunan Bendungan Rukoh dan Bangunan Pengarah Bendungan Rukoh (Aceh); dan Program Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Selanjutnya Pembangunan PLTS Skala Besar di Kepulauan Riau (Program Ketenagalistrikan); Integrasi Grup PT Perkebunan Nusantara (PTPN) melalui pembentukan SugarCo, PalmCo, dan SupportingCo (Program Revitalisasi Industri Gula Nasional dan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit).

Berikutnya Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Bahodopi, Sulawesi Tengah (Program Pembangunan Smelter); Proyek Pengembangan Smelter Terintegrasi PT Vale Indonesia di Pomala, Sulawesi Tenggara (Program Pembangunan Smelter); dan Smelter Nikel Baterai Listrik di Halmahera Timur, Maluku Utara (Program Pembangunan Smelter).

Tentu saja, gencarnya pembangunan fisik ini mendorong terjadinya peningkatan permintaan akan alat beratDan ini disambut sangat antusias oleh para pemangku kepentingan stakeholders terkait.

PT Trakindo Utama, contohnya. Perusahaan Nasional yang telah lebih dari setengah abad berkecimpung di bisnis dan industri alat berat ini memandang masa depan Indonesia positif dan sangat menjanjikan.

Baca juga: 26 Operator Alat Berat Uji Kemahiran di Ajang Caterpillar GOC Bali

Area Sales Manager PT Trakindo Utama Agung Priyantomo menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian global, menjadi angin segar bagi industri alat berat.

"Terlebih pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh pergerakkan ekonomi, di mana banyak perusahaan yang sudah kembali membelanjakan uangnya (capital expenditure) untuk menjalankan bisnisnya. Hal ini memicu industri dan bisnis-bisnis lain ikut bergerak, seperti alat berat ini," ujar Agung menjawab Kompas.com, Kamis (11/8/2022). 

Namun demikian, tingginya permintaan atau hig demand ini tidak diimbangi dengan jumlah pasokan (supply). Sehingga terjadi angka ketimpangan yang sangat besar (backlog).

Data Perkumpulan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI) menunjukkan, hingga Kuartal III-2017, jumlah produksi alat berat seluruh jenis baik untuk konstruksi dan pertambangan hanya 4.023 unit.

Sementara kebutuhan dan permintaan selalu di angka lebih dari 10.000 unit. Bahkan pasca-covid19, permintaan alat berat terus menunjukkan tren meningkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com