Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Hotel Berbintang di Jakarta Diprediksi Pulih Total pada 2023

Kompas.com - 23/06/2022, 16:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian hotel berbintang di empat provinsi termasuk DKI Jakarta diprediksi pulih total dan bisa mengungguli okupansi tahun 2019 pada 2023.

Hal ini menyusul laporan Hotel Investment Strategies (HIS) yang menunjukkan okupansi hotel berbintang di Indonesia pada April 2019 senilai 53,9 persen turun menjadi 12,7 persen pada April 2020.

Sementara itu, sebanyak 14 provinsi termasuk Riau dan Banten kemungkinan akan pulih pada Kuartal II-2022.

Lalu tiga provinsi termasuk Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat diprediksi juga akan mengungguli okupansi tahun 2019 pada Kuartal II-2022.

Sedangkan delapan provinsi termasuk Lampung dan Jawa Timur baru akan pulih pada Kuartal IV-2022.

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Menginap di Hotel Bintang Tiga, Ini Fasilitasnya

"Dan lima provinsi termasuk Bali dan Kepulauan Riau kemungkinan tidak akan mengungguli okupansi 2019 hingga setidaknya 2024," ujar CEO HIS Ross Woods kepada Kompas.com, Rabu (22/06/2022).

Menurutnya, meski saat ini tingkat hunian terus menunjukkan pemulihan, nilainya diprediksi masih tertinggal jika dibandingkan dengan okupansi sebelum pandemi.

"Berdasarkan tren saat ini, kami percaya okupansi bulanan untuk hotel berbintang di Indonesia akan terus tertinggal dari okupansi yang tercatat pada 2019 hingga April 2023," tambahnya.

Kendati demikian, berdasarkan Colliers Market Insights tercatat okupansi hotel di Jakarta pada akhir tahun 2021 telah mencapai 70 persen.

Pertumbuhan positif juga ditunjukkan oleh tingkat hunian hotel di Bali pada periode yang sama menyentuh 40 persen.

Baca juga: Kenaikan Harga Listrik Tak Goyahkan Bisnis Hotel dan Restoran

Head of Hospitality Services Colliers Indonesia Satria Wei menyebutkan, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Indonesia dalam beberapa bulan terakhir masih didominasi oleh para pebisnis dan mereka yang memiliki kepentingan bisnis atau pekerjaan di Jakarta.

Sementara untuk wisatawan yang datang atau masih merencanakan liburan, jumlahnya tercatat lebih rendah.

“Peraturan yang terus berubah sesuai keadaan menjadi salah satu aspek yang sering menjadi pertimbangan wisatawan. Namun, dibalik tantangan tersebut, ada peluang yang terlihat cukup positif,” jelasnya.

PHRI memproyeksikan, dengan meningkatnya permintaan dan pelonggaran kebijakan karantina di Bali, tingkat hunian hotel dapat tumbuh sebesar 10-20 persen, terutama karena kedatangan wisatawan asing pada akhir tahun 2022.

Proyeksi tersebut didukung oleh adanya antusiasme dan bukti permintaan kunjungan ke Bali oleh wisatawan dari Eropa dan Australia yang masuk untuk bulan Agustus, September dan sisa waktu akhir tahun ini.

Sinyal positif turut terlihat dari kinerja hotel yang sebelumnya hanya memiliki tingkat okupansi 5 persen, namun kini mulai tumbuh dengan permintaan kamar yang meningkat.

Optimisme ini merupakan pertanda baik bagi sektor perhotelan di Bali untuk mulai mempersiapkan dan membenahi diri menyambut peningkatan permintaan hunian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com