Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stadion Gelora Bandung Lautan Api Retak, Begini Solusi Mengatasinya

Kompas.com - 14/06/2022, 10:36 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa bagian Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung dilaporkan mengalami keretakan.

Hal ini menyusul unggahan foto oleh pemilik akun Instagram @yanaumar33 yang menunjukkan lantai, tribun, atap, tangga dan stadion dalam kondisi retak.

Terkait hal ini, Anggota Dewan Pertimbangan yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta berpendapat, gedung stadion tidak akan roboh.

“Struktur utamanya sudah berdiri di atas fondasi dalam, jadi aman,” ungkap Davy kepada Kompas.com, Selasa (14/6/2022).

Hanya, karena kondisi fisik stadion yang retak dan adanya kerusakan finishing, pengguna gedung menjadi tidak nyaman.

Baca juga: JIS Jadi Stadion Pertama di Indonesia Gunakan Rumput Hybrid, Apa Keunggulannya?

“Paling tidak untuk keamanan pengguna, hal seperti tangga bisa ditambahkan satu anak tangga lagi di bagian paling bawah supaya tingginya tidak turun berbeda drastis dari yang anak tangga atasnya,” jelas Davy.

Perbaikan kosmetik atau perbaikan yang tidak menyangkut struktur ini akan mempermudah pengguna gedung ketika bermobilisasi.

“Bayangkan kalau orang berbaris bubaran, rasanya tidak bisa melihat ke bawah. Lalu tiba-tiba injakannya lebih dalam,” tambah Davy.

Sementara itu, berbagai spekulasi muncul dari pengguna media sosial terkait permasalahan konstruksi Stadion GBLA.

Salah satunya adalah karena tanah Gedebage yang termasuk lempung lunak dengan kadar air tinggi dan tidak cocok digunakan sebagai lokasi membangun gedung besar.

Baca juga: Membandingkan Stadion Bertaraf Internasional Kebanggaan Jakarta dan Banten

Menjelaskan hal ini, Davy mengatakan Gedebage adalah daerah bekas danau. Dalam proses waktu ribuan tahun, telah terjadi endapan yang mengakibatkan wilayah Gedebage menjadi tanah datar.

Kondisi tanah di Gedebage berupa tanah endapan sangat lunak yang rentan terhadap penurunan bila diberikan beban.

Oleh karena itu, membangun gedung berkualitas di area bekas danau memerlukan tinjauan geo-teknik khusus.

Pertama, menggunakan teknik perbaikan tanah agar penurunan bisa dipercepat. Hal ini dilakukan sebelum gedung dibangun.

Kedua menggunakan fondasi dalam. Atau bisa juga membangun gedung tidak bertingkat di mana bebannya tidak berat.

Kendati demikian, gedung tidak bertingkat tersebut harus tetap menggunakan fondasi super besar dibandingkan kondisi umum.

“Dengan cara ini pun rumahnya masih akan mengalami penurunan, namun bisa lebih diminimalisir,” pungkas Davy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com