KEHADIRAN teknologi properti atau proptech sebagai alternatif jual beli properti membawa sebuah tantangan baru bagi pelaku industri properti.
Disrupsi teknologi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia, adalah perubahan yang berpotensi memberikan persepsi beragam.
Salah satu persepsi yang sering dibahas adalah seberapa jauh akselerasi teknologi dalam mengubah cara pemasaran konvensional yang selama ini dilakukan di dalam industri properti.
Untuk menjawab persepsi yang ada di masyarakat, komunikasi transparan mengenai manfaat teknologi sebagai fasilitator pertumbuhan jangka panjang sektor properti nasional perlu lebih sering disosialisasikan.
Salah satu upaya untuk bisa memberikan sosialisasi dengan lebih komprehensif, perusahaan proptech secara umum biasa menghabiskan waktu yang cukup lama untuk membangun kemitraan dengan berbagai macam pemangku kepentingan sektor properti.
Denga adanya relasi dengan pemangku kepentingan, maka proptech bisa dengan lebih jelas menjawab skeptisisme atau respon terhadap disrupsi.
Tiga hal yang perlu dikomunikasikan kepada semua para pemangku kepentingan di sektor properti yakni: peran proptech sebagai pendukung pertumbuhan sektor properti, bagaimana memfasilitasi adaptasi teknologi di dalam sektor properti dan potensi proptech dalam menyinergikan semua pemangku kepentingan sektor properti hingga segi transaksional.
Proptech sebagai pendukung pertumbuhan sektor properti dalam memfasilitasi pencarian properti masyarakat luas
Awal mula proptech masuk ke perindustrian properti tanah air, dianggap sebagai layanan transaksional properti melalui aplikasi adalah sesuatu yang hanya menyasar generasi muda di sebuah industri yang lebih menyasar pada generasi yang lebih dewasa.
Namun pada tahun 2022, data Lamudi menunjukkan adanya peningkatan pencarian properti di usia 45-54 tahun sebesar 247 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.