Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Sirkuit Mandalika, Tiga Ruas Jalan Ini Juga Gunakan Aspal Berteknologi SMA

Kompas.com - 24/03/2022, 16:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pertamina Mandalika International Street Circuit atau Sirkuit Mandalika telah mendapatkan homologasi Grade A oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM), Dorna Sports dan IRTA melalui track inspection pada hari Kamis (17/3/2022).

“Grade A adalah grade tertinggi yang dimiliki FIM dan juga berarti, sirkuit kami sangat layak untuk menggelar event MotoGP,” ungkap Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer dilansir dari Antara, Kamis (24/3/2022).

Sirkuit berstandar internasional yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini diketahui menggunakan teknologi aspal yang baru diterapkan di tiga sirkuit di seluruh dunia.

Teknologi aspal yang digunakan adalah Stone Mastic Asphalt (SMA), yang merupakan campuran aspal untuk melapisi permukaan atas lintasan.

SMA adalah campuran jenis aspal dengan open graded. Artinya kehalusan yang diberikan oleh aspal tidak kontinu seperti pada hot mix asphalt.

Baca juga: Sama-sama Jadi Venue MotoGP, Apa Keistimewaan Sirkuit Sepang dan Mandalika?

Tujuannya adalah untuk memperkuat struktur lapisan permukaan dengan prinsip kontak stone by stone. Karenanya, volume aspal yang digunakan menjadi lebih kecil.

Direktur Kontruksi dan Pengembangan dari Mandalika Grand Prix Associaton (MGPA) Dwianto Eko Winaryo menyampaikan, tidak semua sirkuit di dunia menggunakan campuran SMA.

Karena salah satu jenis aspal campuran ini terbilang baru mulai digunakan pada tahun 2014-2015.

"Dengan tipe aspal Stone Mastic Asphalt, memberikan makro tekstur yang lebih baik buat pebalap," katanya dalam konferensi virtual yang dikutip Kompas.com.

Namun, apakah teknologi SMA pernah diterapkan untuk perkerasan jalan raya?

Baca juga: Ini Penyebab Serpihan Aspal Sirkuit Mandalika Menempel di Badan Alex Rins

Pengamat Perkerasan Jalan dan Aspal yang pernah menjabat sebagai Direktur Bina Teknik Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Purnomo menjelaskan, SMA sudah digunakan untuk membangun jalan raya dengan lalu lintas berat sejak tahun 1992.

“SMA kita gunakan mulai tahun 1992 di jalan lalu lintas berat, tetapi ada yang berhasil sampai umur 10-15 tahun, kondisinya masih baik. Namun, juga ada yang 5 tahun sudah rusak padahal umur rencananya 10 tahun,” jelas Purnomo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Menurut Purnomo, hal ini disebabkan karena SMA memerlukan campuran agregat batu pecah yang berbentuk kubus.

Sementara batu pecah dengan bentuk kubus adalah hasil produksi stone crusher dengan kombinasi JAW crusher dan secondary cone crusher.

“Rata-rata batunya banyak yang pipih jadi sejak tahun 1998 lapis perkerasan (menggunakan SMA) mulai ditinggalkan dan baru mulai tahun 2010 dimunculkan lagi, namun jarang yang mau pakai,” tambah Purnomo.

Lantas, jalan mana yang sudah menerapkan teknologi ini?

Purnomo menyebutkan, terdapat tiga ruas jalan nasional non-tol di Indonesia yang telah menggunakan SMA sebagai perkerasan sebelum tahun 2000.

Pertama adalah jalan nasional non-tol Tangerang-Merak pada tahun 1992. Hingga tahun 2003, kondisi jalan ini masih dalam kondisi yang cukup baik.

Kedua adalah jalan nasional non-tol Bawen-Salatiga tahun 1992 yang juga ditemukan masih dalam kondisi baik hingga tahun 2005.

Ketiga adalah jalan nasional non-tol Kalianda-Bakauheni yang dibangun tahun 1994. Akan tetapi, jalan ini sudah dalam kondisi rusak pada tahun 1999.

Sedangkan untuk penerapan SMA di jalan luar Pulau Jawa, rata-rata tidak berhasil dilaksanakan karena produksi batu yang tidak sesuai kriteria.

Lanjut Purnomo, teknologi SMA seharusnya mulai digunakan saat ini karena umur rencana jalan untuk perkerasan aspal adalah 20 tahun dan perkerasan beton 40 tahun.

“Mestinya kalau ada perkerasan yang baru satu per tiga umur rencana 7 tahun untuk aspal dan satu per tiga umur rencana 13 tahun untuk beton sudah rusak, pasti perencanaannya atau pelaksanaannya ada yang kurang pas,” tutup Purnomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Bangun Rumah?

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Bangun Rumah?

Umum
Dukung Quality Time Penghuni Rumah, Alam Sutera Hadirkan The Gramercy dengan Desain dan Fasilitas Hotel Bintang 5

Dukung Quality Time Penghuni Rumah, Alam Sutera Hadirkan The Gramercy dengan Desain dan Fasilitas Hotel Bintang 5

BrandzView
Akses Tol Langsung Bikin Paramount Petals Jadi Makin Strategis

Akses Tol Langsung Bikin Paramount Petals Jadi Makin Strategis

Hunian
Tiga Bulan Pertama, BSDE Raup Pra-penjualan Rp 2,22 Triliun

Tiga Bulan Pertama, BSDE Raup Pra-penjualan Rp 2,22 Triliun

Berita
Selasa Besok, Jokowi Akan Serahkan 10.323 Sertifikat Elektronik di Banyuwangi

Selasa Besok, Jokowi Akan Serahkan 10.323 Sertifikat Elektronik di Banyuwangi

Berita
Kata AHY, Kini Harga Tanah di Huntap Petobo Naik 4 Kali Lipat

Kata AHY, Kini Harga Tanah di Huntap Petobo Naik 4 Kali Lipat

Berita
Ini Keuntungan Punya Tanah Kavling Siap Bangun di Kawasan Strategis

Ini Keuntungan Punya Tanah Kavling Siap Bangun di Kawasan Strategis

BrandzView
LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Pengguna Sepanjang Triwulan Pertama

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Pengguna Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukoharjo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukoharjo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Penataan KSPN Wakatobi Dilanjutkan, Beres Tahun Ini

Penataan KSPN Wakatobi Dilanjutkan, Beres Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pati: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pati: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Penataan KSPN Wakatobi Tahap II Rampung Tahun Ini, Apa Saja?

Penataan KSPN Wakatobi Tahap II Rampung Tahun Ini, Apa Saja?

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cilacap: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cilacap: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Penyebab Harga Rumah di Denpasar Naik Tiap Tahun

[POPULER PROPERTI] Penyebab Harga Rumah di Denpasar Naik Tiap Tahun

Berita
Penataan Kawasan Wisata Wakatobi Tahap I Telan Anggaran Rp 96,54 Miliar

Penataan Kawasan Wisata Wakatobi Tahap I Telan Anggaran Rp 96,54 Miliar

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com