JAKARTA, KOMPAS.com - Keramik yang retak tentu mengagetkan. Anda pun pasti penasaran dengan penyebabnya.
Karena, dengan mengetahui penyebab keramik retak merupakan langkah pertama untuk dapat memperbaikinya.
Andaikata dibiarkan, pecahan keramik yang terlepas dikhawatirkan bakal melukai Anda beserta keluarga di rumah.
Baca juga: Mengapa Keramik Menggelembung atau Popping?
Untuk itu, ketahui enam penyebab keramik retak pada lantai dan dinding rumah sebagaimana dilansir dari The Spruce.
Jika retakan keramik terletak di satu area dan hanya memanjang pada satu keramik, kemungkinan disebabkan oleh pukulan benda runcing.
Secara umum, jenis retakan ini akan ditemukan di pinggiran lantai, bukan di tengah. Terkadang Anda juga bakal melihat serpihan pecahannya terkelupas.
Kondisi ini biasanya terjadi di dapur. Di mana ada benda runcing terjatuh seperti pisau, panci, hingga wajan.
Selain itu, area di sekitar pintu juga mengalami hal serupa. Karena beberapa barang kerap terjatuh saat Anda membuka pintu.
Setiap keramik memiliki beban beratnya masing-masing, sehingga ketika beban yang ditanggungnya terlalu berat akan memicu keretakan.
Meskipun terdapat jenis keramik yang mampu menahan beban sampai 113 kilogram, ini hanyalah berat statis.
Artinya ketika keramik mendapat beban berat dari benda yang bergerak, tentu akan mengakibatkan keretakan.
Misalnya Anda tidak berhati-hati saat memindahkan kulkas dan meletakkannya di atas lantai.
Sambungan kontrol pada beton pada dasarnya adalah retakan yang telah direncanakan sebelumnya.
Karena hampir pasti beton akan retak di beberapa titik di masa depan. Jadi sambungan kontrol memungkinkan Anda untuk menempatkan retakan tersebut dengan cara yang dapat diprediksi.
Sambungan kontrol juga dimaksudkan untuk menciptakan area yang melemah pada beton dan mengatur posisi retakan akan terjadi. Itupun biasanya berupa garis lurus, bukannya tidak beraturan.
Sehingga, tidak tepat bila memasang keramik pada garis sambungan kontrol yang sebelumnya sudah direncanakan.
Apabila Anda menggunakan balok kayu di bawah subfloor, jangan sampai jarak setiap itemnya terlalu jauh.
Mengingat balok kayu membentang di bawah subfloor dan menahan beban di atasnya seperti mortir, keramik, barang di ruangan, hingga orang.
Baca juga: Sebelum Dipasang, Haruskah Keramik Dibasahi atau Direndam dengan Air?
Sebab, balok-balok yang diberi jarak terlalu jauh akan memungkinkan terjadinya defleksi di subfloor lapisan kayu.
Sehingga akan memaksa lantai keramik menekuk. Baiknya, semakin sedikit defleksi, maka semakin baik bagi keramik.
Meskipun beton tampak seperti substrat yang sempurna untuk keramik, keretakan akan terjadi seiring berjalannya waktu.
Ketika substrat beton retak, ini akan ditransmisikan ke keramik dalam bentuk garis yang sama.
Apalagi jika retakan keramik memanjang dan melintasi beberapa ubin lainnya, beton di bawahnya kemungkinan telah mengalami itu.
Satu-satunya cara mengatasi adalah melepas keramik, kemudian memasang membran isolasi retak.
Beton yang baru dituang sudah penuh dengan air. Saat kering, air menguap dan beton menyusut.
Proses dinamis ini membantu partikel dan agregat di dalam beton terikat erat.
Tetapi proses ini juga memiliki efek sisa dari tekanan keramik yang telah dipasang di atasnya sebelum beton benar-benar kering.
Sehingga bila keramik retak berupa garis rambut, ada kemungkinan proses pengeringan beton tidak cukup lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.