JAKARTA, KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mendapati keramik yang dibasahi atau direndam air sebelum dipasang pada lantai maupun dinding.
Lantas pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hal tersebut dilakukan? Atau haruskah membasahi atau merendam keramik dengan air?
Alasan dibalik itu karena lapisan bagian belakang keramik berpori, sehingga berpotensi menyimpan udara di dalamnya.
Sehingga kantong yang berisi udara tersebut perlu diganti dengan air. Agar mortar (adukan semen dan pasir) dapat merekat dengan kuat.
Baca juga: Mengapa Keramik Menggelembung atau Popping?
Apabila keramik yang kering langsung dipasang di atas mortar, awalnya memang akan menempel. Tetapi seiring berjalannya waktu akan terlepas.
Penyebabnya karena mortar yang menempel pada bagian belakang keramik sudah mengering sebelum waktunya.
Sebaliknya, jika bagian belakang dan dalam keramik telah terisi air akan membuat mortar terikat dan lebih menempel dengan kuat.
Kendati demikian, tidak semua jenis keramik perlu atau harus direndam maupun dibasahi air. Tergantung dari bahannya.
Misalnya ubin keramik yang berbahan dasar batu tidak perlu direndam. Namun apabila terbuat dari tanah liat merah atau putih, harus membasahi ataupun merendamnya lebih dulu.
Perendaman untuk keramik yang terbuat dari tanah liat merah tidak hanya dilakukan untuk memastikan ikatan yang kuat, tetapi juga meningkatkan kekuatan ubin tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.