Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Bronjong, Anyaman Kawat Penahan Gerusan di Tepi Sungai?

Kompas.com - 11/03/2022, 11:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM - Pernahkah Anda melihat anyaman kawat yang biasanya diisi oleh bebatuan besar dan kerap ditempatkan pada tepi sungai?

Anyaman kawat tersebut memiliki nama bronjong atau gabion. Material ini memiliki banyak lubang dan pada bahian dalamnya dapat diisi oleh batu-batu dengan ukuran besar.

Seperti dikutip dari akun instagram Kementrian PUPR, bronjong biasanya dipasang pada area tebing atau tepi sungai untuk menahan gerusan akibat derasnya arus sungai yang mengalir.

Baca juga: Ini Faktor yang Bikin Beton Pracetak Jadi Primadona Konstruksi

Penggunaan bronjong sudah terbukti dapat melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing agar tidak terjadi longsor.

Bila dibandingkan dengan konstruksi penahan lainnya seperti yang terbuat dari beton, bronjong bersifat lebih fleksibel sehingga bisa mengikuti pergerakan tanah di bawahnya tanpa merusak konstruksi dasar.

Tumpukan batu-batu di dalam bronjong juga memungkinkan air untuk mengalir sehingga tekanan tanah akan berkurang dan mengurangi risiko tanah longsor.

Dari segi harga, bronjong juga lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penahan yang terbuat dari material beton sehingga kerap menjadi pilihan masyrakat.

Meskipun selalu bersentuhan dengan air, bronjing tahan terhadap serangan karat. Hal ini lantaran bronjong telah dilapisi bahan anti korosi yakni galvanis.

Anyaman kawat baja ini awalnya berbentuk seperti lembaran-lembaran dan peril disusun sebelum membentuk balok atau kubus agar dapat diisi batu.

Selain untuk ditempatkan di sungai, banyak masyrakat yang memanfaatkan bronjong sebagai bahan pembuatan pagar batu di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com