JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan sejumlah kerusakan yang terdapat di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) dan ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).
"Terdapat tiga jenis persoalan kerusakan di lapangan yang kami temukan, dan telah kami bahas lebih lanjut bersama dengan Direktur Utama masing-masing usaha jalan tol tersebut," kata Danang dalam konferensi persnya, Senin (24/01/2022).
Kerusakan yang dimaksud yaitu ditemukannya sejumlah titik jalan yang retak dan berlubang, lalu adanya perbedaan ketinggian jembatan dan jalan tol (leveling oprit jembatan) serta penurunan median concrete barrier (MCB) atau pembatas median jalan.
Baca juga: Mengapa Tol Terpanjang di Indonesia Bergelombang? Begini Penjelasannya
BPJT juga telah merekapitulasi seluruh titik lokasi hingga jenis kerusakan dan temuan serta di mana saja perbaikan yang harus dilakukan oleh pengelola atau badan usaha.
"Lebih detailnya kami telah merekapitulasi di mana saja titik kerusakannya dan terjadinya penurunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)," ujarnya.
Danang merinci terdapat beberapa jenis tingkat kerusakan yang ditemukan di ruas jalan tol tersebut yaitu:
Kerusakan pada perkerasan lentur:
1. Plastic Flow
Kerusakan ini disebabkan karena kurangnya energi pemadatan dan filter yang menyebabkan kadar aspal menjadi relatif lebih tinggi.
Kemudian juga karena kurangnya rongga dan rendahnya stabilitas campuran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.