Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bernardus Djonoputro
Ketua Majelis Kode Etik, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)

Bernardus adalah praktisi pembiayaan infrastruktur dan perencanaan kota. Lulusan ITB jurusan Perencanaan Kota dan Wilayah, dan saat ini menjabat Advisor Senior disalah satu firma konsultan terbesar di dunia. Juga duduk sebagai anggota Advisory Board di Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung ( SAPPK ITB).

Selain itu juga aktif sebagai Vice President EAROPH (Eastern Region Organization for Planning and Human Settlement) lembaga afiliasi PBB bidang perencanaan dan pemukiman, dan Fellow di Salzburg Global, lembaga think-tank globalisasi berbasis di Salzburg Austria. Bernardus adalah Penasehat Bidang Perdagangan di Kedubes New Zealand Trade & Enterprise.

Era Logistik dan Koridor Kawasan Industri Baru

Kompas.com - 30/12/2021, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pembangunan dan penyediaan infrastruktur kawasan untuk menciptakan multiplier effect kesejahteraan sosial, kesehatan, keadilan, sangat berpengaruh pada tingkat daya saing ekonomi kawasan tersebut.

Jawa Barat perlu terus mengandalkan daya tarik investasi kawasan berdaya saing tinggi, baik dalam tingkat nasional maupun internasional.

Namun ada gap dan kendala yang harus ditemu-kenali di Rebana. Perencanaan sistem logistik tidak bisa hanya terbatas pada kaitan logistik antar-kota, tapi juga dengan wilayah lain yang lebih luas.

Pengalaman saya menjadi komisaris di perusahaan infrastruktur pengembang kawasan industri Jababeka, saya melihat kerentanan sistem logistik yang akan dikembangkan harus berketahanan.

Hal ini hanya bisa dicapai dengan penerapan sistem teknologi informasi dan adopsi kaidah-kaidah baru sistem supply chain dunia.

Dengan model pergudangan modern, dry port seperti Cikarang Dry Port terbukti merupakan bagian penting sistem supply chain ke depan.

Ke depan, kawasan-kawasan industri dan pergudangan sebagai bagian dari sistem supply chain dunia, harus mampu mandiri dan menjadi pengampu (enabler) bagi terciptanya ruang dan ekonomi yang livable, berkelanjutan dan adil bagi warganya.

Maka, kawasan seperti Rebana akan harus dibangun dengan menyediakan dormitori dan ruang hidup layak bagi buruh.

Proyeksi penyedian perumahan di sekitar kawasan industri harus menjadi syarat utama perijinannya.

Selain Jawa Barat dengan Rebananya, ada juga IKN baru yang sedang dalam perencanaan di Kalimantan Timur.

Dengan enam kluster industri pendorong ekonomi, maka pemilihan lokasi dan penyediaan perumahan harus dapat memastikan masa depan kota yang berketahanan dan manusiawi.

Rencana pembangunan IKN dengan mendorong segitiga metropolitan baru, diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi dan nasional.

Gagasan ekonominya adalah untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas, keberagaman ekonomi dan ketahanan ekonomi.

Dalam rencana tersebut, diharapkam pada tahun 2045 Produk Domestik Bruto (PDB) Kalimantan Timur akan menjadi enam kali saat ini, dengan Compounded Annual Growth Rate (ACGR) dua kali lipat pertumbuhan dari dua persen, serta PDB per kapita naik 1,6 kali.

Pasca pandemi Covid-19, tantangan mendasar bagi IKN maupun Jabar, adalah mencari jawaban siapa yang harus menjadi aktor penghela utama agar pertumbuhan terjadi by design. Tidak lagi sekedar kebetulan atau by chance.

Pengembang kawasan industri Indonesia sudah terbukti menjadi pionir mulai dari koridor Bekasi.

Saya yakin, bila pemerintah mau duduk bersama mendesain arah pengembangan bersama ahlinya, niscaya mempertinggi keberhasilan dari misi ekonomi berbasis koridor.

Selamat tahun baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com