Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Strategi KCIC agar Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Untung

Kompas.com - 03/12/2021, 12:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga kini masih menuai pro dan kontra.

Besarnya biaya konstruksi KCJB yang hingga mengalami pembengkakan menjadi sorotan utamanya. 

Sejumlah ahli pun meragukan potensi keuntungan dari pengoperasian KCJB tersebut. 

Salah satunya diungkapkan oleh Ekonom Senior Faisal Basri yang mengatakan proyek KCJB sangat mubazir dan tidak akan menguntungkan. 

Menanggapi hal itu, General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Mirza Soraya mengatakan KCIC telah melakukan kajian dengan menggandeng lembaga konsultan mengenai skema balik modal saat KCJB beroperasi.

"Pada pengkajian terbaru kami melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan kondisi terkini, potensi demand, forecast termasuk membentuk skema revenue stream atau skema usaha yang feasible untuk PT KCIC," kata Mirza kepada Kompas.com, Kamis (02/12/2021).

Baca juga: Sistem Keamanan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Anti-gempa dan Petir

Menurutnya, KCIC juga akan memaksimalkan potensi pendapatan operasional KCJB selain dari farebox revenue atau penjualan tiket saja.
.
"Tentu saja kami tidak hanya mengandalkan pendapatan fare box atau pendapatan dari tiket penumpang. Tetapi kami juga mengoptimalkan non-farebox revenue atau pendapatan non-tiket) yang hingga saat ini masih dikaji," tutur Mirza.

Beberapa kanal pendapatan non-farebox yang hingga saat ini dikaji adalah pendapatan non-tiket yang juga diterapkan di penyedia layanan transportasi di Indonesia.

Antara lain sewa properti, pengembangan properti, aktivitas komersial stasiun, periklanan, ATM/vending machine, pertokoan atau ritel, bisnis telekomunikasi atau digital hingga pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD).

"Tentunya di masa mendatang pendapatan non-farebox KCIC tidak terbatas di jenis-jenis tersebut tetapi akan terus dikembangkan lagi," ujarnya.

Mirza menerangkan kehadiran KCJB dapat menjadi solusi untuk mengantisipasi mobilitas masyarakat dari Jakarta dan Bandung yang terus bertumbuh dari tahun ke tahun.

Terlebih kedua kota ini merupakan kota besar dan merupakan salah satu pusat ekonomi di Jawa dan Nasional.

Dengan begitu, beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menumbuhkan potensi-potensi ekonomi baru, baik di daerah memiliki stasiun ataupun daerah penyangganya.

Potensi-potensi ekonomi baru ini bisa berupa pengembangan peluang usaha baik itu dari sektor properti, transportasi, hingga pariwisata.

Dari kemunculan peluang-peluang usaha baru itu, tentu saja akan berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja lokal yang pada akhirnya akan berdampak pada bergeraknya roda ekonomi di sepanjang trase KCJB.

"Lebih jauh lagi, koneksi transportasi yang baik akan meningkatkan produktifitas ekonomi, melalui peningkatan kelancaran pergerakan barang dan jasa," pungkas Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com