Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempertanyakan Urgensi Proyek Tol Cikunir-Karawaci, Masyarakat Lontarkan Kritik Pedas

Kompas.com - 24/11/2021, 14:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah untuk membangun Jalan Tol CikunirKarawaci ternyata menuai kritikan keras dari sejumlah kalangan.

Seperti diketahui, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah membuka peluang penawaran kerja sama investasi pada sejumlah proyek infrastruktur ,di Investment Forum Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab.

Terdapat lima proyek jalan tol yang ditawarkan untuk menarik para investor luar negeri yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Baca juga: Akhir 2022, Sistem Transaksi Non-Tunai MLFF Diterapkan di 40 Ruas Tol

Masing-masing proyek ini adalah Jalan Tol Semanan-Balaraja, Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg, Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat, Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung, serta Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci. 

Namun ternyata keiginan untuk membangun Jalan Tol Layang Cikunir–Karawaci mendapat reaksi keras dari pengguna Twitter. 

Salah satu pengguna Twitter, Edwin Prasetyo mempertanyakan urgensinya Pemerintah membangun tol ini. Padahal sudah ada tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. 

Sementara itu, akun @isanmahendra7 mengatakan, daripada membangun Tol Cikunir-Karawaci lebih baik memperbaiki Tol Jakarta-Cikampek. 

Bahkan Adriansyah Yasin Sulaeman mempertanyakan pola pikir orang yang membuat rancangan Tol Cikunir-Karawaci tersebut. 

Prioritaskan yang Lebih Penting

Menanggapi hal itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan sebaiknya saat ini pemerintah lebih fokus membangun infastruktur tol yang lebih penting (urgent). 

"Sekarang ini masa pemerintahan Pak Jokowi tinggal dua tahun lebih. Jadi, sebaiknya untuk infastruktur tol ini pemerintah lebih memprioritaskan yang paling urgent," ujar Agus kepada Kompas.com, Rabu (24/11/2021). 

Daerah-daerah yang urgent, menurut Agus adalah jalan yang arterinya macet atau infrastruktur yang belum memiliki akses tol. Misalnya di Pelabuhan Patimban, Subang.

"Jika tidak ada urgensinya, bisa jadi proyek ini diadakan karena permintaan pengembang yang ingin tanahnya laku. Untuk membangun konstruksi tol, harus ada studi ilmiah yang jelas," tegas Agus.

Agus menambahkan, sekarang saja dengan hadirnya Enam Ruas Tol Dalam Kota Jakarta telah berdampak buruk kepada masyarakat yang masih menggunakan kendaraan umum. 

Bahkan proyek tersebut dianggap tidak memberikan solusi untuk mengurai kemacetan di Jakarta karena masyarakat terus membeli kendaraan pribadi. 

"Kasihan yang masih menggunakan kendaraan umum. Mereka akan terus terkena paparan karbon dioksida secara berlebihan," tandas Agus. 

Biaya Besar

Tak hanya menuai kritik pedas, dari segi anggaran pun, untuk membiayai Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci yang membentang 21,5 kilometer, butuh fulus tak sedikit.

Mengutip situs resmi BPJT, jalan tol elevated ini membutuhkan investasi tak kurang dari Rp 21,56 triliun.

Demikian halnya dengan keempat tol lainnya yang membutuhkan fulus belasan triliunan rupiah.

Jalan Tol Semanan-Balaraja sepanjang 32,39 kilometer butuh investasi Rp 15,53 triliun. 

Kemudian Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat yang membentang 61,50 kilometer membutuhkan biaya sebesar 15,30 triliun.

Sedangkan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung (31,10 kilometer) nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 8,9 triliiun.

Untuk Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg (38,6 kilometer) besaran nilai investasinya adalah Rp 18,62 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com