"Karena secara ekonomi masuk akal, di pasar tanah yang mahal dibangun gedung tinggi," imbuh dia.
Meski demikian, Daniel mengakui, pencakar langit sebenarnya ditujukan sebagai simbol perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu negara kepada dunia.
Namun, ada juga negara yang memang membangun pencakar langit hanya sebagai prestise, seperti Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dengan embel-embel "dekat Burj Khalifa", maka harga tanah dan properti yang ditawarkan akan menjadi lebih mahal.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Thamrin Nine dengan Autograph Tower-nya akan mendongkrak harga tanah dan properti di sekitarnya menjadi lebih mahal dan prestisius?
Kita tunggu saja....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.