Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Gurihnya Bisnis Kos-kosan di Indonesia

Kompas.com - 29/09/2021, 10:00 WIB
Hilda B Alexander,
Suhaiela Bahfein

Tim Redaksi

Selain itu, pemilik kos akan dibantu terkait perumusan dan penerapan strategi diversifikasi pasar dalam menaikkan tingkat hunian.

Baca juga: Coliving Space, Cocok untuk Milenial Ibu Kota

Mamikos sendiri menerapkan revenue sharing (bagi untung sebelum dikurangi biaya operasional) sebesar 15 persen.

Namun, tidak menutup kemungkinan properti dikelola secara penuh oleh Mamikos dengan profit sharing (bagi untung setelah dikurangi biaya operasional) atau disewakan sepenuhnya.

Jika bergabung dengan salah satu layanan premium Mamikos yaitu Singgahsini, profit sharing-nya didasari dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Perhitungannya pun tergantung pada lokasi dan fasilitas kos. Sementara okupansi juga bergantung pada lokasi dan musim.

Demikian halnya Cove, platform digital coliving asal Singapura. Mereka menawarkan skema  profit sharing dan revenue sharing, yang bisa dipilih mitra berdasarkan sejumlah variabel lokasi, fasilitas, dan market.

Di Jakarta, misalnya. Kawasan yang paling banyak diminati tentu saja kawasan-kawasan central business district (CBD) dan dekat kampus atau perguruan tinggi.

Demikian halnya kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Tak mengherankan jika di kawasan-kawasan ini, tarif rumah kos bisa satu setengah atau dua kali lipat dibanding pinggiran.

Baca juga: Harga Terjangkau Fasilitas Lengkap, Fakta Menarik tentang Co-Living

Country Director of Investment Cove Rizky Kusumo mencontohkan, jika di kawasan Cilandak rentang tarif mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 5 juta per bulan, maka di kawasan CBD bisa lebih dari itu, yakni sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan.

"Jika mitra bisnis Cove memiliki minimal 14 rumah atau unit yang dikelola dengan tingkat keterisian 75 persen, balik modal dan keuntungan yang diraup bisa sangat signifikan," imbuh dia.

Wajar jika kemudian banyak start up dan investor serta lembaga investasi yang terjun di bisnis ini. 

Selain Mamikos dan Cove, terdapat juga nama-nama lain yang meramaikan bisnis coliving di Indonesia seperti CoHive, Kamar Keluarga, CoLive, dan Cozy Coliving.

Bagi Anggit, persaingan kos-kosan adalah hal biasa dan jika ada pemain baru bermunculan justru membuat kompetisi semakin sehat.

"Mamikos tetap harus adaptif dan kreatif terhadap perkembangan yang terjadi. Dengan banyaknya kompetisi, tentu membuat kami haus akan inovasi sehingga bisa bersaing di pasar," papar Anggit. 

Baca juga: Co-living, Konsep Berbagi Hunian yang Kembali Menjadi Tren

Sementara Cove yang telah melayani lebih dari 1.000 profesional dan mahasiswa di Singapura dan Jakarta, berencana untuk melebarkan sayap di Asia Tenggara.

Didirikan pada tahun 2018 di Singapura, Cove memprioritaskan kebutuhan penghuni dengan menyediakan servis yang lebih mudah, lebih cepat, dan lebih fleksibel.

Platform ini telah memiliki layanan dan hunian yang tersebar di lima lokasi populer di Jakarta.

Meski bisnis kos-kosan di Indonesia sangat menggiurkan, namun Cove belum akan melakukan ekspansi di luar pasar Jadebotabek.

Dilirik selebrititas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Mengenal Penthouse, Tipe Unit Paling Eksklusif di Apartemen

Apartemen
Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Tahun Ini, BPD DIY akan Salurkan 100 Unit KPR FLPP

Hunian
Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Pengembang Rumah Subsidi Desak Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan Rakyat

Berita
Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Tahun Ini, Central Group Targetkan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lembata: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Tol Bocimi Kelar Diperbaiki Permanen Sebelum Libur Akhir Tahun Ini

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Manggarai Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Barat: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Sengkarut Korupsi Tol MBZ, Lelang Proyek Diatur, Kualitas Material Dipangkas

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Dompu: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Mengapa Setelah Dipel Lantai Rumah Justru Terasa Lengket?

Interior
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Bima: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Mataram: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lombok Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com