Selain menggunakan jalusi, beberapa jendela juga menggunakan kaca patri.
Jendela bagian dalam umumnya tidak memakai korden karena hiasan kaca patri tersebut berfungsi sebagai tirai.
Jendelanya yang berlapis resisten terhadap maling yang masuk ke rumah.
3. Pintu yang memiliki lubang angin
Penggunaan jalusi juga digunakan pada pintu adalah ciri arsitektir tropis, sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap iklim tropis agar udara masuk ke dalam rumah.
Serta, pada bagian atas pintu terdapat lubang angin atau ventilasi dari kayu yang menyatu dengan kusen pintu.
4. Atap berbentuk perisai
Bentuk rumah bergaya Indis berbentuk perisai atau limasan.
Atap perisai yang diadaptasi dari bentuk rumah tradisional Jawa dan penyesuaian bentuk atap yang dibuat miring karena memberi ruang yang cukup antara atap dan plafon, sehingga ruangan di bawahnya tidak panas.
Selain itu, terdapat parapet yang mengelilingi atap berguna untuk menyembunyikan peralatan atap, mengurangi beban angin di atap dan mencegah penyebaran kebakaran.
5. Dinding tebal
Kebanyakan rumah era kolonial berdinding tebal yang masih asli terbuat dari tembok bata memilki ketebalan dinding rata-rata 15 dan 30 cm.
Dengan ketebalan itu dapat membuat panas matahari butuh waktu lama untuk memanaskan dinding
6. Memakai ubin berjenis PC dan teraso
Lantai pada rumah dengan langgam Indis menggunakan penutup dari teraso dan PC atau tegel karena mampu menyerap udara panas, sehingga ruang didalamnya terasa dingin.