Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Diprediksi September Effect, Saham Properti Masuk Rekomendasi

Kompas.com - 07/09/2021, 10:41 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - September Effect diprediksi akan terjadi pada tahun ini. Sehingga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mengalami tren penurunan.

Meski dianggap bulan buruk bagi bursa saham, sektor properti masih masuk dalam rekomendasi potensial bagi investor untuk mengoleksi saham.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan terdapat koreksi cukup besar pada IHSG setiap September. Hal itu sudah terjadi setiap tahunnya.

Dia pun memprediksi September Effect akan berlangsung tahun ini. Mengingat kurangnya sentimen positif di bursa saham.

"Kemungkinan akan terjadi di minggu kedua sampai ketiga September dengan bottom IHSG di area 5.920," kata Chris seperti dikutip dari Kontan.co.id, Selasa (7/9/2021).

Baca juga: Memotret Ciputra Group, Eksistensi 40 Tahun dan Tantangan Regenerasi

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana telah memperkirakan terjadinya koreksi IHSG pada bulan September-Oktober sejak awal tahun 2021. Menurutnya, kisaran bottom IHSG akan berada pada 5.500-5.850.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga menilai September Effect kemungkinan bakal terjadi tetapi dengan penurunan terbatas.

Sebab, bursa saham memiliki sentimen positif mengingat bank sentral Amerika Serikat menunda kebijakan tapering off.

"Untuk sekarang, IHSG sedang bergerak konsolidasi di area 6.000-6.172," ujar William.

Akan tetapi, ketiga analis ini menyepakati bahwa penurunan IHSG merupakan momentum potensial bagi investor untuk mengoleksi sejumlah saham.

"Saya menyarankan investor untuk melakukan buy on weakness setiap ada pelemahan di bursa saham," tutur William.

Baca juga: Melonjak 129 Persen, Laba Usaha BSDE Semester I Tembus Rp 1,12 Triliun

Menurut dia, saham sektor properti seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dapat menjadi pilihan koleksi para investor. Sebab, saham properti secara teknikal sudah berada di area jenuh jual.

"Investor bisa beli saham-saham tersebut pada harga saat ini. Target harga untuk SMRA Rp 950, dan BSDE Rp 1.015 per saham," terangnya.

Perlu diketahui, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil menunjukkan tren positif di tengah pandemi Covid-19. Sebab, marketing sales sepanjang semester I-2021 mencapai Rp 3 triliun.

Bahkan, salah satu proyek terbarunya yakni Summarecon Bogor mencetak rekor fantastis. Dengan terjual sebanyak 555 unit senilai Rp 1,2 triliun dalam kurun waktu dua hari.

Perolehan marketing sales pada Semester I-2021 telah melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu. Peningakatannya sebanyak Rp 1,9 triliun.

Sektor penjualan masih didominasi produk hunian, baik landed maupun vertikal sebanyak 79 persen. Sementara sisanya diperoleh dari penjualan lahan komersial, rumah toko (ruko), serta apartemen.

Baca juga: Transformasi, Rahasia Summarecon Raup Rp 3 Triliun Semester I

Adapun pada Semester II-2021, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) juga masih akan mengandalkan produk perumahannya dan optimis mampu mencapai target tahun ini.

Demi mengejar target, perusahaan juga berencana meluncurkan beberapa produk properti dari sejumlah area pengembangan yang ada seperti Makassar, Bogor, Serpong, Bekasi dan Bandung.

Di lain pihak, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) juga memperoleh pencapaian apik dan mengalami peningkatan di banding tahun lalu.

Hasil marketing sales pada Triwulan Pertama 2021 senilai Rp 2,5 triliun. Kemudian, pada Triwulan Kedua 2021 sebesar Rp 4,5 triliun. Sehingga total pencapaian semester I-2021 sebanyak Rp 7 triliun.

Segmen residensial mendominasi perolehan marketing sales. Bersumber dari area pengembangan yang telah ada.

seperti halnya Kiyomi di The Zora dan Virginia Arcade dan TabeSpots di BSD City. Kemudian, Lyndon dan Marigold di Nava Park, Miami di Kota Wisata, serta Lumihous di Legenda Wisata.

Selain itu, segmen komersial juga turut berkontribusi atas capaian perusahaan. Yakni termasuk kavling komersial, apartemen strata title, dan ruko. Tertinggi diberikan oleh BSD City.

Di luar BSD City, ada beberapa produk di Jabodetabek yang mampu menarik minat pembeli dan dijual pada masa pandemi.

Di antaranya Anigre Taman Banjar Wijaya (full furnished landed house), Grand Wisata (Cherry Ville, Water Terrace, La Monte, Garden Hous, Monte Torena) dan klaster Miami di Kota Wisata.

Baca juga: Triwulan II BSDE Cetak Marketing Sales Rp 4,5 Triliun, Ditopang Residensial

Meski begitu, William kembali menyarankan pelaku pasar untuk tidak membelinya secara agresif, melainkan cicil beli terlebih dahulu.

Pasalnya, ada momentum pelemahan pasar lain yang biasanya terjadi di November jika melihat siklus tahunan.

Herditya juga menyarankan investor untuk melakukan akumulasi saham dengan cara cicil beli. Apalagi jika IHSG berada di bawah level 5.900-6.000. Menurutnya, saham-saham konstruksi dapat menjadi pilihan.

"Secara teknikal, saham-saham konstruksi nampaknya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda uptrend dalam jangka pendek," tutur Herditya

Hal senada juga dikatakan Chris, penurunan IHSG ke bawah level 6.000 menjadi kesempatan menarik untuk mulai mengoleksi sejumlah saham. Dia menyarankan investor untuk membeli saham-saham yang tidak terlalu berkorelasi signifikan terhadap pergerakan IHSG.

Dengan demikian, saham-saham tersebut tidak akan terlalu terkena dampak dari tren penurunan IHSG. "Sementara ini, saya cenderung memilih saham-saham second liner dan third liner," kata Chris.

 

Penulis: Nur Qolbi l Editor: Khomarul Hidayat

 

Catatan redaksi:

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "September Effect diprediksi akan terjadi, simak rekomendasi saham untuk cicil beli".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com