Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencakar Langit 70 Lantai Bergoyang, China Larang Proyek Gedung Tinggi

Kompas.com - 03/08/2021, 09:00 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber NBC News

JAKARTA, KOMPAS.com - China menjadi salah satu negara yang memiliki gedung pencakar langit tertinggi dan terbanyak di dunia.

Dari total 10 gedung pencakar langit tertinggi dunia, lima di antaranya ada di negeri Tirai Bambu tersebut.

Gedung-gedung pencakar langit di China sekilas menjadi tengara yang menunjukkan sebuah kemajuan dan kemegahan kota.

Tak jarang, banyak orang yang takjub dengan gedung-gedung yang menjualng di negara tersebut.

Namum demikian, faktanya China tengah menghadapi masalah serius akibat semakin banyaknya gedung pencakar langit yang dibangun.

Baca juga: China Dominasi Penghargaan Arsitektur Dunia RIBA 2021

Dilansir dari NBC News, China telah melarang pendirian bangunan tinggi lebih dari 499 meter.

Negara ini juga akan semakin ketat dan membatasi proposal atau rancangan setiap bangunan setinggi lebih dari 249 meter.

Dengan kata lain, setiap gedung pencakar langit yang ingin dibangun dengan tinggi mencapai lebih dari 249 meter harus memiliki alasan khusus.

Pedoman tentang aturan batasan ketinggian bangunan pencakar langit tersebut dikeluarkan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China.

Selain itu, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China juga telah meminta kepada para profesional seperti arsitek, pengembang properti, dan perencana kota untuk mengubah model desain rancangan bangunan pencakar langit agar sesuai dengan aturan yang berlaku.

Meski demikian, kebijakan ini tidak berlaku untuk bengunan gedung pencakar langit yang telah dibangun.

Dinilai berbahaya

Adapun alasan dikeluarkannya aturan tersebut adalah karena gedung pencakar langit dinilai sangat berbahaya dan meningkatkan kekhawatiran banyak orang.

Baca juga: China Bakal Larang Pembangunan Pencakar Langit Lebih dari 500 Meter

Belum lama ini, pada 18 Mei 2021 sebuah pencakar langit di Shenzen setinggi 70 lantai bergoyang dan membuat banyak orang yang berada di sekitarnya berlarian dan berteriak.

Insiden goyangnya bangunan SEG Plaza setinggi 355 meter ini juga viral di media sosial.

Peristiwa itu terjadi kurang dari dua minggu setelah China mulai memberlakukan aturan baru tentang pembangunan gedung pencakar langit.

Direktur Penelitian dan Kepemimpinan Pemikiran dari Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban atau Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) Daniel Safarik mengatakan, China menjadikan keberadaan gedung pencakar langit sebagai simbol dari kemajuan negara tersebut.

"Mungkin tidak ada negara yang benar-benar menjadikan gedung pencakar langit sebagai simbol keunggulan ekonominya lebih dari China," kata Daniel seperti dikutip NBC News, Senin (02/8/2021).

Maraknya pembangunan gedung tinggi ini terjadi sejak reformasi ekonomi yang diluncurkan pada 1978 oleh Partai Komunis China.

Deng Xiaoping yang berkuasa pada saat itu membuka negara China bagi investasi asing.

Baca juga: Selamatkan Warga dari Ancaman Banjir, Militer China Ledakkan Bendungan

Hal itu mendorong banyaknya arsitek asing untuk menerapkan ide-ide inovatif terkait desain dan model bangunan gedung pencakar langit.

"Pada tahun 1990-an, banyak perubahan terjadi, termasuk lansekap semakin banyaknya lansekap bangunan gedung pencakar langit di negara itu," ujar dia.

Terjadi penurunan tren sejak tahun 2019 

Daniel mengungkapkan, saat ini China telah mengubah arah kebijakannya dalam menyikapi bangunan gedung pencakar langit.

Gedung-gedung tinggi sudah tidak lagi menjadi acuan utama simbol kesuksesan sebuah negara.

Hal itu terbukti dengan terjadinya penurunan tren jumlah bangunan gedung pencakar langit setinggi lebih dari 199 meter dengan penurunan mencapai 40 persen pada tahun 2019.

Baca juga: Gagal Bayar Utang Apartemen, Konglomerat China Diseret ke Pengadilan

Daniel juga mencatat bahwa berbagai daerah mulai menerapkan pembatasan ketinggian untuk proyek-proyek baru.

Seorang profesor arsitektur lansekap di Universitas Hong Kong Bagi Bin Jiang mengatakan pertimbangan keuangan juga menjadi faktor kunci dalam perubahan kebijakan terhadap bangunan tinggi.

Menurutnya gedung tinggi pencakar langit memiliki beban biaya perawatan yang sangat besar. Hal itu tentu saja akan berdampak pada kondisi keuangan negara tersebut.

"Uang dipinjam dari bank sentral China, dan pembangunan gedung pencakar langit menciptakan lubang besar dalam sumber daya pemerintah. Sebagian besar gedung pencakar langit menciptakan defisit keuangan," kata dia.

Meski demikian, Daniel menambahkan, adanya aturan baru tentang bangunan tinggi pencakar langit ini bukan berarti melarang dibangunnya gedung pencakar langit sama sekali.

"Masih akan ada gedung-gedung yang sangat tinggi di China. Hanya, tidak akan ada yang terlalu tinggi," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com