Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir China, 14 Pekerja Tewas di Terowongan Shijingshan

Kompas.com - 23/07/2021, 19:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir yang terjadi di China bagian selatan lagi-lagi memakan korban. Kali ini 14 orang pekerja yang dinyatakan hilang dalam terowongan Shijingshan di Zuhai dipastikan tewas pada Kamis (22/07/2021).

Seperti dikutip dari Channel News Asia, para pekerja ini terjebak dalam terowongan ketika banjir datang pekan lalu.

Sayangnya setelah dilakukan upaya pencarian lebih kurang satu minggu, ke-14 orang ini tidak lagi terselamatkan.

Pernyataan ini disampaikan oleh pemerintah kota Zhuhai melalui media sosialnya. Namun, mereka tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang penyebab bencana yang terjadi pada 15 Juli lalu ataupun sebab kematian para pekerja. 

Terowongan Shijingshan merupakan bagian dari jalan tol yang sedang dibangun. Lokasinya berada di bawah waduk ibu kota provinsi Guangdong serta terletak dekat dengan Hong Kong dan Makau.

Baca juga: Selamatkan Warga dari Ancaman Banjir, Militer China Ledakkan Bendungan

Upaya penyelamatan melibatkan penyelam, kapal selam yang dikendalikan dari jarak jauh, dan peralatan berteknologi tinggi lainnya.

Tak hanya itu, para pekerja lainnya juga terlibat dalam proses evakuasi dan memompa air secara keluar dari dalam terowongan.

Namun, proses evakuasi ini kadang terhambat oleh asap karbon monoksida dari mesin yang digunakan dalam terowongan sebagai bagian dari operasi.

Mekipun penyebab kejadian ini masih belum jelas, namun beberapa laporan warga sekitar mengatakan terdengar suara abnormal dan potongan material mulai jatuh dari satu sisi terowongan.

Evakuasi dilakukan ketika air mengalir masuk ke dalam terowongan. Namun naasnya 14 orang yang meninggal tidak dapat keluar tepat waktu.

Proyek konstruksi terowongan Shijingshan tampaknya memiliki masalah keamanan. Apalagi pada bulan Maret lalu, dua pekerja tewas di bagian lain terowongan.

Zhuhai adalah kota pesisir yang makmur dan sekarang sedang banyak dikembangkan untuk industri manufaktur dan teknologi tinggi.

Kota ini menjadi salah satu zona ekonomi khusus China ketika Partai Komunis yang berkuasa mulai membuka ekonomi negara itu sekitar 40 tahun yang lalu.

Tuntutan untuk pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, kepatuhan yang lemah terhadap standar keselamatan, pemeliharaan yang buruk, dan korupsi di antara badan-badan penegak hukum sering menjadi pemicut terjadinya kecelakaan industri di China.

Di antara serangkaian kecelakaan yang terjadi, salah satu yang terburuk adalah ledakan besar tahun 2015 di sebuah gudang bahan kimia di kota pelabuhan Tianjin yang menewaskan 173 orang.

Banyak dari korban adalah pemadam kebakaran dan petugas kepolisian. Ledakan disebabkan oleh konstruksi ilegal dan penyimpanan bahan-bahan yang mudah menguap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com