JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memaksa para pekerja profesional di seluruh dunia untuk meninggalkan kantor mereka dan pindah ke aktivitas jarak jauh.
Berdasarkan laporan InsureMyTrip yang dilansir Forbes, pandemi telah mengakibatkan para pekerja mencoba gaya hidup baru sebagai digital nomad.
Digital nomad adalah orang yang menggunakan teknologi dalam aktivitasnya dan bekerja di lokasi yang berbeda atau berpindah-pindah.
Istilah digital nomad ini berbeda dengan pekerja remote. Seorang digital nomad bekerja secara digital atau menggunakan perangkat online dari tempat mana pun yang mereka pilih sendiri.
Baca juga: Merespons Program “Work From Bali”, Pengembang Siap Sambut Digital Nomad
Lebih dari itu, mereka juga bekerja berpindah tempat sambil melakukan gaya hidup.
Misalnya bekerja sambil menikmati pantai, gunung dan keindahan alam lainnya dan bahkan bekerja dari restoran dengan makanan terenak di dunia.
Menarik Wisatawan Mancanegara
Melihat fenomena tersebut, banyak negara yang akhirnya menjadikan digital nomad sebagai kesempatan untuk menarik wisatawan mancanegara.
Kawasan pedesaan dan perkotaan juga disiapkan, sejumlah aturan berikut dengan kemudahannya juga diberikan oleh negara tersebut.
Misalnya, Barbados dan Bermuda baru-baru ini bergabung dengan negara lain di seluruh dunia dalam meluncurkan program visa kerja jarak jauh.
Negara lain yang ingin menyambut digital nomad ini termasuk di antaranya Estonia, Georgia, Dubai, Kroasia, Cayman dan Antigua.
Hanya, meskipun negara-negara ini terbuka untuk bisnis bagi para pekerja lepas dan digital nomad lainnya, namun bukan berarti tempat itu nyaman sekaligus menjadi lokasi yang cocok untuk Anda bekerja.
Hal itu karena akses jaringan internet yang belum memadai, atau kendala lainnya yang kemungkinan masih akan Anda hadapi.
Menurut InsureMyTrip negara-negara dengan visa kerja jarak jauh memiliki kesempatan besar diminati para digital nomad
Situs ini juga mengungkapkan negara mana saja yang menawarkan peluang terbaik dan terburuk bagi digital nomad.