Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ignatius Untung S
Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Praktisi Neuromarketing dan Behavioral Science

Belajar Bangun "Brand" dari Mantan Terindah

Kompas.com - 28/04/2021, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TEKNOLOGI memberikan kita akses yang begitu kaya dalam menyebarkan informasi. Kini setiap orang bukan hanya konsumen, tapi juga produsen alias content creator.

Tak mengherankan jika kemudian penjualan peralatan video dengan perlengkapan seperti microphone dan lighting pun melonjak.

Begitu pula dengan produsen ponsel yang berlomba menciptakan produk yang semakin mumpuni dalam membantu penggunanya membuat video dan foto.

Mendadak setiap orang menjadi vlogger. Dorongan untuk semakin eksis ini pun disambut positif oleh para raksasa media digital.

Perusahaan-perusahaan social media menyediakan fitur story yang memungkinkan penggunanya untuk menjadi “aktor” tayangan reality show mereka masing-masing.

Dan kita pun dibuat tidak heran ketika sedang makan di restoran dan menemui orang di samping kita berbicra kepada ponselnya sambil sesekali mengarahkan kamera ponselnya ke makanan yang sudah tersaji cantik.

Membanjirnya konten ini pun menimbulkan tsunami informasi. Dampaknya setiap orang pun berebut perhatian, karena perhatian pun semakin mahal seiring membludaknya informasi tersebut.

Postingan social media bukan sekadar ekspresi hati tapi juga upaya untuk meninggalkan impresi yang baik di lingkungan kita. Kini media bukan lagi jadi monopoli aktor, aktris dan selebritis.

TKI asal Brebes yang bekerja di Korea, pengacara kondang nan flamboyan, pilot muda yang ganteng, hingga dokter pun tidak mau kalah berebut “perhatian” dengan berbagai cara.

Tidak sedikit yang berakhir dengan penyesalan akibat keblinger atas dorongan untuk menjadi terkenal.

Seorang dokter tidak segan-segan untuk membuat video yang terkesan melecehkan wanita, dan banyak video prank yang mulai lewat batas kesopanan dan keadaban kita. Ini semua terjadi karena jadi pusat perhatian terlihat sebegitu menariknya.

Perhatian memang begitu berharganya karena hanya dari perhatian pintu menuju memori dipertahankan.

Tidak ada ingatan dan memori yang terbentuk tanpa melalui perhatian, sadar maupun bawah sadar.

Maka dari itu pula kita mencari perhatian pada lawan jenis yang menarik hati kita berharap diingat untuk kemudian berlanjut ke tahap selanjutnya.

Kita mencari perhatian dari atasan kita, rekan kerja, teman-teman agar kesempatan untuk diingat, dan disenangi terbuka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com