Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membandingkan IKN dengan NEOM, Sama-sama Megaproyek Kota Baru

Pasalnya, pembangunan dua proyek kota baru tersebut masing-masing diperkirakan menelan biaya puluhan miliar Dollar AS hingga ratusan miliar Dollar AS.

Di samping itu, pembangunan NEOM dan IKN mengemban nilai serta cita-cita yang dianggap penting bagi masing-masing negara.

Sementara untuk IKN, lokasinya di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, diumumkan oleh Jokowi pada tahun 2019.

Kemudian resmi diberikan nama Nusantara pada tahun 2022 melalui pengesahan Undang-Undang (UU) IKN.

Lebih lanjut, berikut beberapa perbandingan antara megaproyek NEOM dengan IKN:

Fungsi

NEOM dibangun sebagai wilayah bisnis global masa depan, bukan hanya sekadar kota. Menjadi tempat bagi semua orang untuk bekerja, bertempat tinggal, dan berwisata.

Hal ini merupakan bagian dari rencana Visi Saudi 2030 untuk mendiversifikasi perekonomian negara guna mengurangi ketergantungannya pada minyak.

Berbeda dengan NEOM, IKN dibangun sebagai kota administrasi pemerintahan yang baru, menggantikan DKI Jakarta.

Selain itu, IKN juga dirancang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru, dan merepresentasikan Indonesia-sentris.

Luas Wilayah

NEOM memiliki luas 26.500 kilometer persegi atau setara dengan 2.650.000 hektar. Terdiri dari beberapa kota, meliputi The Line, Oxagon, Trojena, serta Sindalah.

Sementara untuk IKN, luas wilayahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan NEOM.

IKN hanya memiliki luas daratan 252.600 hektar. Terdiri dari zona Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Kawasan IKN, dan Kawasan Pengembangan IKN.

Biaya Pembangunan

Pembangunan NEOM diperkirakan membutuhkan biaya sebesar 500 miliar Dollar AS atau setara dengan Rp 7.811 triliun (kurs Rp 15.263).

Sumber pembiayaannya dari Public Investment Fund (Dana Investasi Publik) Kerajaan Arab Saudi, bersama dengan investasi lokal dan internasional.

Sedangkan untuk IKN, pembangunannya diperkirakan membutuhkan dana mencapai 35 miliar Dollar AS atau sekitar Rp 546,9 triliun (kurs Rp 15.626).

Sumber pembiayaannya dari APBN dengan porsi maksimal 20 persen dari total kebutuhan, Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dan investasi swasta.

Konsep

NEOM akan dibangun sebagai kota futuristik yang modern, berkelanjutan, menerapkan teknologi canggih, hingga berbasis dengan alam.

Di dalamnya terdapat belasan sektor penggerak ekonomi, meliputi desain & konstruksi, pendidikan, energi, hiburan & budaya, jasa keuangan, makanan, kesehatan & kesejahteraan, manufaktur, media, mobilitas, olahraga, teknologi dan digital, pariwisata & air.

Sementara di IKN, setidaknya dibangun dengan mengusung konsep smart forest city dan sponge city.

Intinya, sebuah kota yang modern, berbasis teknologi digital, merepresentasikan ciri khas Indonesia, layak huni, berkelanjutan, hingga ramah lingkungan.

Waktu Penyelesaian

Pembangunan NEOM telah dimulai dan dilaksanakan secara bertahap. Dengan setiap kota memiliki tenggat waktu masing-masing.

Seperti halnya di Oxagon, direncanakan bakal mendapatkan penghuni pertamanya pada tahun 2024.

Lalu, Trojena menjadi tempat tinggal, bekerja dan berlibur, pada tahun 2026. Pada tahun yang sama, modul pertama The Line juga akan diaktifkan.

Pada tahun 2045, jumlah orang yang akan tinggal di NEOM diperkirakan mencapai 9 juta orang.

Hal senada juga terjadi di IKN. Di mana pembangunannya telah dimulai dan dilaksanakan secara bertahap.

Untuk saat ini, Pemerintah Pusat masih memprioritaskan pembangunan KIPP IKN. Dengan pemindahan tahap awal aktivitas pemerintahan dan ASN pada tahun 2024.

Kemudian berlanjut seterusnya hingga pengembangan kawasan IKN lainnya dengan target keseluruhan bisa selesai pada tahun 2045.

Pada tahun tersebut, jumlah penduduk di IKN diproyeksikan mencapai 1,91 juta orang.

https://www.kompas.com/properti/read/2024/02/19/123000921/membandingkan-ikn-dengan-neom-sama-sama-megaproyek-kota-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke