Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 PTPN Bergabung, Bangun Pabrik Bio CNG dan Remajakan 60.000 Hektar Sawit Rakyat

PTPN 5, 6 dan 13 akan bergabung ke PTPN 4, nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. PTPN 2, 7 sampai 13 bergabung ke PTPN 1 dan disebut Sub Holding SupportingCo.

Rencana penggabungan yang dilaksanakan Mei 2023 ini sejalan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Hal ini juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng (migor) dalam negeri.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 Muhammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com menjelaskan, PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, kapasitas produksi komoditas olahan sawit, hasil panen Tandan Buah Segar (TBS), kapasitas produksi CPO, minyak nabati dan minyak goreng.

Selain itu, PalmCo akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO pertahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan B40.

"Pembangunan pabrik Bio CNG di enam unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai 2024 melalui kemitraan dan melakukan peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 hektar sampai 2026 nanti," kata Ghani, Selasa (21/3/2023).

SupportingCo, lanjut Ghani, akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta diversifikasi usaha lain yang memberi nilai tambah bagi perusahaan seperti green business.

Holding Perkebunan Nusantara awalnya memiliki 13 anak perusahaan yaitu PTPN 1 sampai 14, melebur menjadi tiga Sub Holding yang mendukung ketahanan pangan yaitu SugarCo yang berdiri pada 2021, akan merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional.

PalmCo meningkatkan hilirisasi produk-produk kelapa sawit dan SupportingCo menjadi pengelola aset perkebunan unggul.

Transformasi

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo adalah bagian dari transformasi PTPN, dalam dua tahun terakhir, transformasi ini menghasilkan kinerja yang meningkat.

Pada 2021, PTPN Group mencatat laba bersih sebesar Rp 4,64 triliun dan dan EBITDA sebesar Rp 14,18 triliun. Pada 2022, laba bersih mencapai Rp 6,02 triliun atau naik 30 persen secara tahunan (YoY) dan EBITDA sebesar Rp 15,83 triliun.

"Harapannya, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan yaitu 600.000 hektar pada 2026 dan menjadi pemain utama industri sawit dunia," ucap Ghani.

Sebagai bagian dari PSN, PalmCo akan melakukan hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan satu unit pabrik minyak goreng melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada 2025 sampai 2026.

Targetnya, meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan produksi CPO.

“Melalui PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Meningkat dari 460.000 ton per tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton per tahun atau empat kali lipat di 2026,” tuntas Ghani.

Sekadar informasi, PTPN 3 (Persero) adalah BUMN yang bergerak di bidang usaha agro bisnis dengan komoditas utama kelapa sawit dan karet.

Berdiri pada 11 Maret 1996, pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014.

Sebagai perusahaan induk (holding company), Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan yakni PTPN 1 sampai 14.

Selain itu juga perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) dan perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN).

Saat ini, Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi.

Komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing.

Berdasarkan data per Desember 2021, areal tanaman PTPN 3 (Persero) dan anak perusahaan didominasi kelapa sawit seluas 565.000 hektar, karet seluas 138.000 hektar, teh 30.000 hektar serta tebu seluas 52.000 hektar.

Perseroan tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis, baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya untuk meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.

https://www.kompas.com/properti/read/2023/03/22/063000921/13-ptpn-bergabung-bangun-pabrik-bio-cng-dan-remajakan-60.000-hektar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke