Juli 2022, Evergrande Janji Umumkan Restrukturisasi Perusahaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti raksasa asal China, Evergrande Group berencana akan mengumumkan  restrukturisasi perusahaan sebelum bulan Juli 2022 berakhir. 

Keputusan tersebut diambil oleh perusahaan demi menunjukan keseriusannya keluar dari krisis keuangan yang terjadi sejak tahun lalu. 

Evergrande yang semulanya merupakan pengembang properti paling sukses di negeri tirai bambu itu harus menelan pil pahit karena terlilit utang sebesar 300 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 4.260 triliun. 

Bahkan perusahaan dianggap gagal bayar setelah tidak mampu memuhi kewajiban utang luar negeri mereka sesuai tengat waktu yang diberikan yaitu pada akhir tahun 2021.

Seperti dikutip dari Reuters, dalam pernyataan resmi pada Senin (20/6/2022) malam, Evergrande mengatakan perusahaan tidak memiliki batas waktu untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan 2021 atau menyelesaikan penyelidikan di unit layanan propertinya.

Saham Evergrande sendiri telah ditangguhkan dari perdagangan sejak 21 Maret 2022 karena tidak dapat memberikan hasil keuangannya tepat waktu. 

Menurut perwakilan resmi Evergrande, bursa Efek Hong Kong telah memberikan ultimatum kepada perusahaan untuk memperbaiki masalah keuangannya paling lambat 20 September 2023. 

Jika tidak, maka kemungkinan saham perusahaan akan dihapus (delisting) dari daftar emiten bursa efek. 

"Bursa Efek juga memiliki hak untuk memberlakukan periode perbaikan spesifik yang lebih pendek, jika perlu," kata Evergrande.

Evergrande kabarnya sedang mempertimbangkan untuk membayar kembali kewajiban utangnya kepada pemegang obligasi publik luar negeri senilai 19 miliar Dolar AS (Rp 281,9 triliun). 

Pembayaran akan dilakukan dengan angsuran tunai dan ekuitas di dua unitnya yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong yakni China Evergrande New Energy Vehicle dan Evergrande Property Service. 

Sayangnya, kedua unit usaha tersebut saat ini juga dalam tahap penangguhan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.