Turki Antusias, Jajaki Investasi di Tol Trans-Sumatera

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari agenda kerja di Indonesia selama dua hari yaitu mulai 14 hingga 15 Desember 2021 sekaligus menindaklanjuti tawaran untuk berinvestasi di proyek JTTS.

Rombongan delegasi Kedubes Turki yang ikut dalam kunjungan kerja itu terdiri dari Duta Besar Indonesia untuk Turki dan perusahaan konstruksi asal Turki yakni ERG Insaat Ticaret ve Sanayi dan DORCE Ltd.

Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan dalam agenda site visit ini, pemerintah mengajak calon investor melakukan survei kondisi tanah khususnya pada sekitar proyek pembangunan Tol Pekanbar-Bangkinang.

Selain itu juga dilakukan pembahasan mengenai detail usulan proyek yang akan dikolaborasikan dengan kontraktor asal Turki tersebut.

"Ini menjadi kunjungan awal sebelum pelaksanaan Business Forum antara Asosiasi Kontraktor Turki (TCA) dengan Asosiasi Kontraktor Indonesia serta antara Asosiasi Konsultan Turki (ATCEA) dengan Asosiasi Konsultan Indonesia yang akan diselenggarakan di Jakarta awal 2022 mendatang," kata Herry dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021). 

Herry menjelaskan, Kementerian PUPR menyambut baik minat kerja sama para pengusaha dan perusahaan konstruksi asal Turki, khususnya untuk terlibat dalam pembangunan JTTS.

“Bersama dengan HK kita membahas rencana kerja sama. Meski demikian ini baru merupakan tahapan awal penjajakan kerja sama sehingga kita ajak mereka untuk survei kondisi lapangan," tambah Herry. 

Adapun proyek JTTS yang ditawarkan mencakup ruas Jambi-Rengat dan Rengat-Pekanbaru (Pekanbaru-Siak) sepanjang 282,7 kilometer dengan investasi 3,1 miliar US dolar atau ekuivalen Rp 44,51 triliun.

Group CFO ERG Insaat Ticaret ve Sanayi Ali Koray Erden antusias untuk berkolaborasi dengan Kementerian PUPR dan Hutama Karya selaku pemegang konsesi JTTS.

“Kami berharap dapat berkolaborasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui portofolio dan pengalaman yang baik dalam membangun jalan tol di Turki," katanya. 

Sementara itu, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, setelah ini akan melanjutkan penjajakan kerja sama dengan segera merealisasikan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak.

Nantinya ada banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui kolaborasi ini, salah satunya transfer knowledge dan teknologi terkini.