Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Devil's Island, Mimpi Buruk bagi Napi dan Tahanan Politik

Meski saat ini telah menjadi obyek wisata, Devil's Island seakan masih menyuguhkan nuansa kelam atas peristiwa hitam yang dulu pernah terjadi.

Penjara koloni ini mulai beroperasi saat Pemerintahan Kaisar Napoleon III pada 1853. Lokasinya dipisahkan oleh perairan dengan gelombang ganas dan arus berbahaya.

Lingkungan alam membuat pulau-pulau itu menjadi tempat penjara yang ideal. Tumbuhan subur, pohon palem, dan hutan menutupi pulau-pulau dari luar kawasan.

Karena pantai berbatu dan laut yang bergelombang membuat Devil's Island tidak dapat diakses dengan mudah.

Penjara ini dibangun untuk tahanan politik maupun militer Perancis. Namun, belakangan diperluas guna menampung narapidana pencuri hingga pembunuh yang kejam.

Tahanan politik yang terkenal yakni Kapten Alfred Dreyfus yang dituduh menjual rahasia Prancis ke Jerman, pernah mendekam di sini pada 1895.

Sementara, narapidana lain yang tak kalah beken adalah Henri Charriere yang berhasil kabur dan menulis buku berjudul "Papillon".

Kisah Henri kemudian diangkat ke layar lebar.

Sejatinya, penjarakoloni  ini menyandang nama Bagne de Cayenne, artinya penjara koloni Cayenne, sesuai nama ibu kota Guyana. Akan tetapi para tahanan memberi nama Devil's Island atau Pulau Setan.

Sebutan itu disematkan untuk mencerminkan situasi para tahanan saat berada di pulau ini. Mulai dari mengalami perlakuan mengerikan hingga penyakit.

Sekitar 80.000 penjahat terburuk Perancis sebagian besar tidak pernah kembali ke rumah.

Mereka tewas karena penyakit, kelaparan, kebutralan di dalam penjara, hingga dihukum untuk tinggal di pulau selamanya.

Para tahanan menjadi sasaran perlakuan yang ketat dan tidak manusiawi. Dikurung di sel gelap dan dilarang berbicara, membaca, atau bahkan duduk sepanjang hari.

Para penjaga membuat kehidupan narapidana menjadi sebuah mimpi buruk. Berbicara dengan seorang penjaga bisa berakhir dengan hukuman berat.

Singkat cerita, ketika rincian kondisi penjara yang tidak manusiawi terungkap, kemarahan publik menyebabkan berakhirnya sistem tersebut pada tahun 1938.

Tetapi, penjara koloni ini masih beroperasi sampai setelah Perang Dunia II dan akhirnya tutup pada tahun 1946.

Saat ini, tur ke pulau-pulau tersedia dengan perahu meskipun Devil's Island tetap tertutup untuk umum. Bangunan penjara di pulau-pulau lain telah diubah menjadi museum.

Sejak fasilitas pariwisata ini ditambahkan, kepulauan bekas penjara tersebut sekarang menerima lebih dari 50.000 wisatawan setiap tahun.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/14/110000821/devil-s-island-mimpi-buruk-bagi-napi-dan-tahanan-politik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke