Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desain Burung Garuda Istana Kepresidenan di IKN Masih Direvisi

Kantor kepresidenan ini akan berlokasi di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur.

Hal tersebut disampaikan Ketua Bidang Infrastruktur Dasar Permukiman (Tim Satgas PPI-IKN) Antonius Budiono dalam Webinar “Ibu Kota Negara, Suatu Perancagan Urban dan Arsitektur”, Sabtu (11/9/2021).

Antonius menjelaskan ide pertama desain burung garuda bukan ditujukan untuk desain istana negara melainkan bagi desain bangunan ikonik seperti yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

“Presiden minta harus ada bangunan ikonik di IKN yang baru. Di sana nantinya akan berdiri banyak gedung seperti gedung DPR, Mahkamah Agung, Istana Kepresidenan, Kantor-kantor Kementrian, serta bangunan-bangunan peribadatan,” jelasnya.

Setelah itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kemudian memanggil lima orang pakar arsitek yang memiliki prestasi untuk membuat rancangan dari bangunan ikonik tersebut. Akhinya desain burung garuda diperuntukkan bagi Istana Kepresidenan.

Namun Antonius menegaskan desain tersebut bukan seperti yang sudah pernah dilihat oleh masyarakat karena ada beberapa penyesuaian desain.

“Desain istana kepresidenan ini semakin kecil dan tidak seluas yang kita pikirkan sebelumnya. Luasannya nanti kira-kira sebesar 80 ribu meter saja. Sementara desain burung garuda juga berubah dan hanya berukuran empat lantai saja,” jelasnya.

Luas bangunan istana pun akan lebih kecil namun dirancang menjadi lebih efisien. Sekarang ini, masih dalam tahap pengerjaan.

“Saat ini kita sedang melakukan diskusi dengan para pakar untuk membahas desain akhirnya. Mudah-mudahan dapat selesai segera agar bisa ditenderkan pada tahun 2022 mendatang,” pungkas Antonius.

Sebelumnya, pembangunan istana negara ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama asosiasi profesional. rancangan istana negara yang berbentuk burung garuda.

Rendering desain istana negara berbentuk burung garuda yang beredar luas di media sosial merupakan hasil karya salah satu peserta sayembara bangunan gedung IKN, yakni Nyoman Nuarta.

Menurut Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) I Ketut Rana Wiarcha, bangunan istana negara yang berbentuk burung garuda atau burung yang menyerupai garuda merupakan simbol yang di bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital.

"Sangat tidak mencerminkan kemajuan peradaban bangsa, terutama di era digital, dan era bangunan emisi rendah dan pasca-Covid-19 (new normal)," kata Rana dalam pernyataan sikap yang diterima Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Menurutnya, bangunan gedung istana negara seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis sudah mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi, hingga pemeliharaan gedungnya.

Sementara itu, Anggota Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI) Prasetyoadi.

Menurut Tiyok, sapaan akrabnya, desain istana negara berbentuk burung garuda tidak fungsional. Ia pun mempertanyakan kapasitas Nyoman Nuarta yang merupakan pematung dan bukan arsitek profesional.

"Saya dan teman-teman profesional resah, karena istana negara ini dirancang oleh pematung Nyoman Nuarta. Dia bukan arsitek profesional maupun disiplin-disiplin lain yang berhubungan," kata Tiyok kepada Kompas.com, Sabtu (28/3/2021).

https://www.kompas.com/properti/read/2021/09/11/190000821/desain-burung-garuda-istana-kepresidenan-di-ikn-masih-direvisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke