Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu Dibangun, Butuh Dana Rp 2,27 Triliun

Ini merupakan dukungan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR di daerah perbatasan, pulau-pulau kecil, dan terluar.

PLBN Terpadu dibangun sebagai tempat pemeriksaan sekaligus pelayanan masuk keluar orang dan barang menggunakan paspor atau pas lintas batas.

Sejatinya, pembangunan PLBN Terpadu dilakukan demi meningkatkan fungsi Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) yang memberikan pelayanan di bidang keimigrasian, kepabeanan, karantina, keamanan, dan administrasi pengelolaan.

Dengan demikian, PLBN Terpadu menjadi sistem utama dalam melayani masyarakat perbatasan, khususnya yang berhubungan dengan lintas batas.

Di samping fungsi pertahanan dan keamanan seperti yang telah disebutkan, PLBN Terpadu juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perbatasan dengan menciptakan embrio pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan kesenian.

Hal ini sebagaimana dikatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti dikutip Kompas.com dari laman Kementerian PUPR, Senin (02/8/2021).

"Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk, namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan," ujar dia.

PLBN Terpadu dibangun di perbatasan wilayah Indonesia dengan negara lain, baik di darat maupun laut.

Selama 2020-2021, Kementerian PUPR melalui Dirketorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya mendapatkan amanat untuk membangun 11 PLBN Terpadu.

Ketentuan ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 Pos Lintas Batas Negara Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.

Pembangunan 11 PLBN Terpadu yang dilakukan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR ini membutuhkan anggaran hingga Rp 2,27 triliun.

Jumlah PLBN Terpadu ini terletak di beberapa wilayah perbatasan Indonesia yaitu Provinsi Papua, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Provinsi Kalimantan Utara (Kalut), Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rinciannya, baik di Provinsi Papua dan Kalbar dibangun dua PLBN yaitu Sota dan Yetetkun, lalu Sei Kelik dan Jagoi Babang.

Lalu, di Provinsi Kalut dan NTT dibangun masing-masing tiga PLBN yakni, Long Nawang, Long Midang, Sei Pancang, Labang, Napan, Oepoli.

Sementara Provinsi Kepri hanya dibangun 1 PLBN dalam kurun satu tahun yaitu Serasan.

1. Sota

Dari kesebelas pembangunan PLBN Terpadu tersebut, hanya satu yang telah tuntas yaitu Sota di Papua.

Sota dibangun di atas lahan seluas 18 hektar yang merupakan PLBN Terpadu berkategori darat dengan anggaran Rp 114,1 miliar.

PLBN Terpadu Sota menjadi pos lintas batas negara kedua di Papua setelah PLBN Skouw di Jayapura yang telah dilakukan perbaikan.

Pos ini merupakan tambahan pos lintas yang berbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini, letaknya di Kabupaten Merauke.

Pembangunan PLBN Terpadu Sota meliputi pembangunan gedung utama, gedung dan monumen Tasbara, check-point (titik pengecekan), mess pegawai, utilitas, pasar perbatasan, Patung Soekarno, rest area, serta rumah ibadah.

2. Yetetkun

Masih di Provinsi Papua, Pemerintah membangun satu PLBN lagi selama 2020-2021 yaitu Yetetkun di Kabupaten Boven Digoel.

Yetetkun adalah PLBN Terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektar berkategori darat dengan anggaran senilai Rp 115,8 miliar.

Lingkup kegiatan pembangunan PLBN Terpadu ini berupa pembangunan bangunan Utama PLBN, pos pemeriksaan kedatangan dan keberangkatan, utilitas, gerbang dan monumen Tasbara.

Selanjutnya, mess pegawai, pasar, lanskap, hardscape, serta mechanical, electrical, plumbing (MEP) kawasan yang ditargetkan tuntas 13 April 2022.

Hingga kini, konstruksi PLBN Terpadu Yetetkun telah mencapai 27,01 persen, status 21 Juli 2021.

3. Sei Kelik

Kemudian, dibangun PLBN Terpadu Sei Kelik di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalbar di atas lahan seluas 22,15 hektar.

Anggaran yang dikucurkan Pemerintah dalam membangun PLBN Terpadu Sei Kelik sebesar Rp 208,69 miliar.

Jarak PLBN Terpadu Sei Kelik dari Bandara Supadio Pontianak yaitu 364 kilometer atau sekitar 8 jam jika harus memakai mobil.

Pembangunan Sei Kelik berupa bangunan utama, gedung dan monumen Tasbara, Patung Garuda, gudang dan gardu imigrasi, pos keamanan, mess karyawan, pasar dan terminal.

Lalu, pembangunan pasar dan terminal, musholla dan kapel, car wash (tempat cuci mobil), MEP kawasan, serta lanskap dan plaza.

Selain Sei Kelik, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR juga membangun satu PLBN di kawasan yang sama yaitu Jagoi Babang.

Hingga kini, pembangunan PLBN Sei Kelik masih tertunda karena beberapa hal, salah satunya terkait tata batas yang harus diselesaikan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri).

Meski begitu, jadwal konstruksi PLBN tersebut direncanakan dimulai tahun ini.

4. Jagoi Babang

PLBN Terpadu Jagoi Babang terletak di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalbar seluas 14 hektar dengan kategori PLBN darat.

Dana pembangunan PLBN Terpadu Jagoi Babang digelontorkan Pemerintah sebesar Rp 190,1 miliar yang ditargetkan tuntas Februari 2022.

Per 21 Juli, konstruksi PLBN Terpadu Jagoi Babang saat ini sudah mencapai progres 17,18 persen. 

Pembangunannya meliputi pengembangan lokasi, pemeriksaan, mess pegawai, gudang barang sita, tempat cuci mobil, toilet umum, utilitas, gedung dan monumen Tasbara, dan pagar keliling.

Kemudian, Wisma Indonesia, pasar perbatasan, masjid, kapel, mini terminal, nursery (ruang menyusui), infrastruktur kawasan, lanskap, interior, dan MEP.

5. Long Nawang

Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR membangun PLBN Terpadu Long Nawang di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalut.

PLBN Terpadu Long Nawang dibangun di atas lahan seluas 9 hektar yang berkategori PLBN darat yang telah dimulai sejak September 2020 dan bakal tuntas Desember 2022.

Pekerjaan PLBN Long Nawang ini berupa bangunan utama, mess pegawai, power house, selasar parkir, masjid, lanskap, pos jaga, MEP, dan lain-lain.

Untuk mengakses PLBN Terpadu Long Nawang, dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam setelah sampai di Bandara Juwata Tarakan dan Long Ampung.

Adapun pembangunan yang digelontorkan Pemerintah untuk membangun PLBN ini sebesar Rp 225,3 miliar. 

Progres konstruksi PLBN Terpadu Long Nawang saat ini telah mencapai 14,89 persen, status 21 Juli 2021.

6. Long Midang

Tak sebatas Long Nawang, demi menjaga kedaulatan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi, Pemerintah juga membangun PLBN Terpadu Long Midang.

Berlokasi di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalut, PLBN Terpadu Long Midang memakan anggaran sebesar Rp 200,7 miliar.

Pembangunan PLBN ini ditargetkan tuntas akhir tahun ini dengan beberapa lingkup pekerjaan yaitu bangunan utama, Wisma Indonesia, mess pegawai, masjid, pasar, lanskap, dan MEP kawasan.

Pembangunan interior, metal detector, jalan dan parkir kendaraan, serta X-Ray kabin bagasi.

Untuk diketahui, PLBN Terpadu Long Midang dibangun di atas lahan seluas 9 hektar berkategori darat yang progres fisiknya mencapai 4,18 persen hingga Desember 2022.

7. Labang

PLBN Terpadu ketika yang dibangun di Kalut adalah Labang yang lokasinya masih sama dengan Long Midang yaitu di Kabupaten Nunukan.

Long Midang dibangun di atas lahan seluas 5 hektar dengan kategori darat yang berbatasan dengan sungai.

Anggaran pembangunan PLBN Terpadu Labang ini sebesar Rp 210,7 miliar dengan lingkup pekerjaan bangunan utama, Wisma Indonesia, Patung Garuda, lanskap, serta mess pegawai.

Konstruksi PLBN Labang yang telah dimulai sejak Oktober 2020 tersebut ditargetkan tuntas akhir tahun depan.

8. Sei Pancang

Berada di satu wilayah dengan Labang dan Long Midang, dibangun juga satu PLBN di Kalut yaitu Sei Pancang.

Terletak di Kabupaten Nunukan, PLBN Terpadu Sei Pancang dibangun di atas lahan seluas 7 hektar berkategori PLBN laut.

Pembangunan Sei Pancang ditaksir mencapai Rp 226,1 miliar dengan progres fisik 56,17 persen dan ditargetkan tuntas Desember 2022.

Lingkup kegiatan PLBN Terpadu Sei Pancang berupa bangunan utama, mess pegawai, Wisma Indonesia, lanskap, interior, X-Ray bagasi kabin, metal detector, jembatan, jalan dan parkir, kendaraan, juga MEP kawasan.

9. Napan

Pindah ke NTT, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR membangun PLBN Terpadu Napan dengan luas lahan yang dibangun 11,8 hektar.

Berkategori darat, konstruksi PLBN Terpadu Napan saat ini sudah mencapai 18,16 persen per 21 Juli 2021.

Anggaran pembangunan PLBN Terpadu yang lokasinya di Kabupaten Timor Tengah Utara ini mencapai Rp 96,6 miliar.

Lingkup kegiatan pembangunannya meliputi bangunan inti, gedung situ, gedung bea dan cukai, pos keamanan, tempat cuci mobil, mess pegawai, toilet umum, rest area dan kios.

Sementara itu, dibangun juga mini terminal, gerbang Tarbara, kapel, titik pengecekan, Wisma Indonesia, MEP dan pembuangan sampah, pagar kawasan, serta lopo.

10. Oepoli

PLBN Terpadu Oepoli dijadwalkan bakal dimulai tahun ini meski masih menunggu pembaruan unresolved segment oleh Kementerian Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (HAM) degan pihak Timor Leste.

Berlokasi di Kabupaten Kubang, Provinsi NTT, PLBN Terpadu Oepoli membutuhkan anggaran sebesar Rp 150,1 miliar.

Ada beberapa pembangunan yang dilakukan di antaranya bangunan utama, gedung dan monumen Tasbara, patung garuda, lanskap dan MEP, pos keamanan, dan mess pegawai.

Lalu, pasar dan terminal, gudang dan gardu imigrasi, musholla dan kapel, serta tempat cuci mobil.

11. Serasan

Sementara PLBN terakhir yang tengah dibangun Pemerintah pada periode 2020-2021 yaitu PLBN Serasan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Dana yang dikucurkan sebesar Rp 133,2 miliar dengan progres konstruksi PLBN ini sudah mencapai 40,75 persen.

Serasan dibangun seluas 1 hektar dengan kategori tipe PLBN Terpadu laut dan bakal tuntas Juli 2022 mendatang.

Adapun lingkup pembangunan Serasan yaitu area pengembangan, pos pemeriksaan, mess pegawai, gudang barang sita, tempat cuci mobil, toilet umum, utilitas, gedung dan monumen Tasbara, dan menara pengawas.

Kemudian, Wisma Indonesia, pasar perbatasan, masjid, kapel, mini terminal, ruang menyusui, infrastruktur kawasan, lanskap, interior, serta MEP.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/08/03/080000121/11-pos-lintas-batas-negara-terpadu-dibangun-butuh-dana-rp-227-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke