Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Pandemi, Temasek Raih Pendapatan Rp 4 Triliun

Temasek menutup tahun keuangannya pada 31 Maret dan baru mengumumkan hasil review tahunannya, Selasa (13/07/2021).

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Temasek menjelaskan pendapatan bersih naik 75 miliar SD (Rp 801,5 miliar) dibandingkan tahun keuangan sebelumnya.

Selama tahun keuangan 2020/2021, Temasek menginvestasikan dana senilai 49 miliar SD (Rp 523,6 miliar) dan berhasil mengurangi aset senilai 39 miliar SD (Rp 416,8 miliar).

Sementara itu, total pengembalian saham (TSR) 2 selama satu tahun adalah 24,53 persen. Padahal rata-rata TSR yang didapatkan Temasek sejak didirikan pada tahun 1974 adalah 14 persen per tahunnya.

Kepala gabungan investasi dan pengembang portofolio Temasek Nagi Hamiyeh menjelaskan meskipun terjadi pembatasan di berbagai wilayah, investasi tetap dilakukan.

“Ini adalah tahun rekor investasi dan divestasi untuk Temasek. Itu cukup luar biasa, mengingat adanya lockdown selama pandemi dan berbagai hambatan perjalanan dan pertemuan tatap muka,” ujar Hamiyeh.

Menurut Hamiyeh, Temasek cukup beruntung karena memiliki hubungan yang dalam dan tepercaya dengan para investor sehingga bisa bertahan dalam pandemi.

“Beberapa investasi besar kami akan membantu memposisikan ulang portofolio pasca-Covid. Tujuan kami adalah membangun portofolio yang visioner dan tangguh sehingga bisa memberikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.

Pandemi Covid-19 membuat pandangan Temasek berubah khusunya dalam pemilihan portofolio investasi.

Sektor jasa keuangan 24 persen, telekomunikasi, media dan teknologi (TMT) dengan 21 persen tetap menjadi dua sektor terbesar dalam portofolio Temasek.

Temasek juga tak lupa menaruh perhatian terhadap ancaman perubahan iklim. Ini membuat perushaan berinvestasi dalam peluang yang selaras dengan iklim.

Managing Director, Climate Change Strategy Temasek Neo Gim Huay mengatakan, sebagai sebuah institusi, Temasek ingin mewujudkan industri zero carbon, termasuk mengukur dan mengelola emisi dari penggunaan listrik dan perjalanan bisnis.

“Sebagai investor, kami telah mengintegrasikan pertimbangan iklim dalam proses investasi kami, dan telah memperkenalkan penetapan harga karbon dalam analisis kami,” ujarnya. 

“Di seluruh portofolio kami, kami tetap berkomitmen untuk mengurangi separuh emisi karbon dari 2010 hingga 2030. Bahkan pada tahun 2050, kami menargetkan tak ada lagi emisi karbon,” pungkas Huay.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/07/13/220000621/di-tengah-pandemi-temasek-raih-pendapatan-rp-4-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke