Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Negara Terburuk Bagi Para Digital Nomad, Uni Emirat Arab Urutan Pertama

Seorang digital nomad bekerja secara digital atau menggunakan perangkat online dari tempat mana pun yang mereka pilih sendiri.

Lebih dari itu, mereka juga bekerja berpindah tempat sambil melakukan gaya hidup mereka.

Misalnya bekerja sambil menikmati pantai, gunung dan keindahan alam lainnya dan bahkan bekerja dari restoran dengan makanan terenak di dunia.

Laporan asuransi perjalanan InsureMyTrip yang dikutip Forbes menemukan negara-negara yang tidak cocok dan layak dijadikan sebagai tujuan bagi pada digital nomad.

Survei ini didasarkan pada tujuh indikator penilaiaan yakni akses dan kecepatan internet, biaya sewa apartemen, kesulitan bahasa, keterbukaan terhadap digital nomads, biaya dan akses ke visa kerja dan lama visa kerja jarak jauh.

Berdasarkan kategori ini, InsureMyTrip melaporkan, Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara dengan skor terendah untuk digital nomad dengan skor hanya mencapai 4,13 dari skor tertinggi 10.

UEA menerima skor terendah untuk kategori 'kesulitan bahasa' dan untuk jangka pendek visa kerja jarak jauh dengan skor hanya 1,95.

Namun, UEA mendapat nilai bagus untuk biaya visa dengan skor 8,57 yang secara signifikan lebih murah daripada negara yang lebih mahal seperti Antigua dan Barbados.

Sementara Georgia dikritik karena skor kebahagiaan yang rendah, kecepatan internet, dan penerimaan pengembara.

Saat ini, digital nomad seringkali dinilai sebagai ide tentang kebebasan. Di mana pekerjaan, gaya hidup dan waktu luang sangat mencair dan dapat dilakukan dalam waktu bersamaan.

Meski demikian pada praktiknya tidak banyak perusahaan yang berani menerapkan cara kerja seperti ini kepada karyawannya di perusahaan.

Selain itu, untuk melakukan digital nomad juga memerlukan biaya, dan kesiplinan yang sangat tinggi.

Terlepas dari tantangan gaya hidup ini, digital nomading kemungkinan akan kembali tumbuh seiring pandemi mereda.

MBO Partners, dalam laporan terbaru mereka, menemukan ada 10,9 juta digital nomad, naik dari hanya 7,6 juta pada 2019.

Selain itu, 64 juta telah mempertimbangkan peluang dan mengatakan mereka mungkin menjadi digital nomad dalam 2 sampai 3 tahun ke depan.

Sementara 19 juta orang mengatakan bahwa digital nomad umumnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan berusia muda.

Jika dipersentase, sepertiganya yang melakukan digital nomad adalah perempuan dan 54 persen berusia di atas 38 tahun.

Jenis pekerjaan yang paling mendominasi melakukan digital nomad adalah para pekerja kreatif, TI dan pemasaran.

Jika dihitung secara penghasilan, satu dari enam orang digital nomad ini bahkan berpenghasilan lebih dari 75.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,07 miliar setiap tahunnya.

Berikut negara dengan skor terendah yang tidak cocok bagi para digital nomad:

  1. UEA skor 4,13
  2. Georgia skor 4,63
  3. Barbados skor 4.95
  4. Antigua skor 5,06
  5. Kroasia skor 5,06
  6. Vietnam skor 5,10
  7. Estonia skor 5,35
  8. Aruba skor 5,46
  9. Mauritius skor 5,54
  10. Republik Ceko skor 5,80

https://www.kompas.com/properti/read/2021/05/21/160000721/10-negara-terburuk-bagi-para-digital-nomad-uni-emirat-arab-urutan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke