Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seringai Dipaksa Berhenti Saat Manggung di Berdendang Bergoyang, Manajer Sempat Kesal

Kompas.com - 01/11/2022, 13:57 WIB
Vincentius Mario,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Grup musik Seringai menjadi salah satu penampil hari kedua Berdendang Bergoyang Festival pada 29 Oktober 2022.

Namun, mereka diminta untuk menghentikan penampilannya oleh panitia saat tengah manggung.

Polisi datang dan mencabut izin gelaran tersebut pada hari kedua lantaran ada beberapa kendala.

Baca juga: Pengamat Musik Soroti Kesalahan Utama Berdendang Bergoyang Festival

Manager Seringai, Wendi Putranto, pun buka suara. Wendi menjabarkan situasi di balik panggung saat Seringai diminta berhenti manggung.

"Kali ini pengalaman pribadi. Ketika Seringai sedang manggung, tiba-tiba di tengah set ada tiga/empat orang panitia meminta kami berhenti dengan alasan instruksi dari kepolisian," tulis Wendi Putranto dikutip dari akun @wenzrawk, Selasa (1/11/2022).

Tanpa basa-basi, Wendi yang kesal saat itu membalas permintaan panitia dengan penggalan lirik milik Rage Against the Machine dalam lagu "Killing in the Name".

Baca juga: 4 Temuan Polisi di Festival Musik Berdendang Bergoyang

"I won't do what you tell me!" tulis Wendi.

"Di setlist masih ada 3 lagu lagi dan monitor timer yang segede teleprompter tadinya masih 15 menit tiba-tiba berubah tinggal 2 menit. Walhasil beberapa panitia cewek/cowok itu saya 'gonggong' dan 'edukasi'," lanjutnya.

Akhirnya, Seringai tetap manggung sesuai durasi yang dijanjikan selama 45 menit, meski jadwal manggung mereka sebenarnya maju satu jam lebih awal tanpa pemberitahuan ke penonton.

Baca juga: Kekacauan Berdendang Bergoyang Festival, Psikolog: Euforia Setelah Dikekang Selama Pandemi

Menurut Wendi, salah satu poin yang menjadi faktor kendala dari konser ini adalah pemilihan lokasi.

"Kesalahan utama adalah pemilihan venue Istora Senayan untuk festival star studded line-up nasional seperti ini. Indoor Istora itu kapasitas 7000 pax, diisi +10.000 aja tanpa ada panggung-panggung lain aja sudah padat banget traffic crowdnya," tulis Wendi.

Wendi Putranto juga menyoroti hal-hal kecil seperti penanganan sampah, crowd control management, hingga show management.

Baca juga: Dari Tragedi Itaewon hingga Konser Berdendang Bergoyang, Sebuah Potret Dahaga Massa

"Memang minim tempat sampah tapi sejelek-jeleknya jangan ditinggal begitu aja setelah makan/minum. Kalau gak ada kesadaran dari masing-masing penontonnya mau ada ratusan staf kebersihan pun tidak akan pernah cukup untuk menangani gunungan sampah dari para penonton di festival," tulis Wendi.

Kabar terbaru, Polres Metro Jakarta Pusat (Jakpus) telah mengagendakan pemeriksaan terhadap event organizer (EO) Berdendang Bergoyang Festival.

Rencananya ada empat orang yang akan dimintai keterangannya oleh penyidik pada hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com