JAKARTA, KOMPAS.com - Merenovasi dan merombak adalah istilah yang umum dalam dunia konstruksi dan desain interior.
Bagi beberapa orang awam, dua istilah ini dianggap memiliki arti yang sama. Padahal, keduanya berbeda dan dapat membuat perbedaan besar saat mengomunikasikan ruang lingkup pekerjaan Anda kepada calon kontraktor.
Baca juga: 6 Renovasi Rumah yang Dapat Membuat Anda Dibenci Tetangga
Sederhananya, merombak rumah lebih mendalam daripada merenovasi. Namun, apa yang sebenarnya mendefinisikan istilah-istilah yang tampaknya identik ini?
Nah, dilansir dari Better Homes and Gardens, Senin (14/8/2023), berikut perbedaan merenovasi dan merombak rumah serta opsi mana yang lebih baik untuk proyek rumah Anda.
Perbedaannya terletak pada tujuan proyek Anda. Jika hanya menyegarkan ruangan dengan sentuhan akhir dan perlengkapan baru, Anda melakukan renovasi.
Namun, apabila ingin merobohkan satu atau dua dinding, menata ulang denah lantai, dan menambahkan kamar mandi atau lemari tambahan, Anda melakukan perombakan.
Baca juga: 6 Mitos Merenovasi Rumah yang Tidak Perlu Dipercaya
Renovasi melibatkan pembaruan tampilan rumah dengan tetap mempertahankan tata letak dan struktur yang ada.
Jika Anda membeli rumah karena jatuh cinta dengan denahnya, tetapi tidak sabar untuk merobek wallpaper yang sudah usang, inilah saatnya melakukan renovasi.
Renovasi umumnya lebih mudah dilakukan sendiri daripada perombakan karena sebagian besar tugas renovasi, termasuk mengecat, memasang lantai, mengganti lemari, dan menukar lampu, dapat dilakukan sendiri atau para DIYer pemula sekalipun.
Tugas-tugas yang termasuk dalam ranah merombak rumah, seperti menggali fondasi untuk penambahan, membingkai ulang rumah, dan mengubah rute pipa ledeng dan listrik untuk memindahkan dinding, tidak bisa dilakukan sendiri. Anda harus menggunakan jasa kontraktor, tukang, atau ahli.
Baca juga: 8 Kesalahan Merenovasi Dapur yang Sering Dilakukan Pemilik Rumah
Selain itu, renovasi sering kali tidak mengharuskan Anda mendapatkan izin, yang mungkin memerlukan atau tidak memerlukan kontraktor, tergantung pada peraturan bangunan setempat.
Terkadang, mengubah hasil akhir membutuhkan perubahan struktural. Misalnya, mengganti lantai laminasi dengan ubin mengharuskan Anda untuk memperkuat sistem lantai dengan balok dan subfloor baru yang akan menopang berat ubin serta menjaganya agar tidak retak.
Contoh-contoh tugas merenovasi rumah meliputi:
Baca juga: 10 Cara Membuat Rumah Kecil Tampak Mewah Tanpa Perlu Renovasi
Merombak rumah mencakup proyek-proyek yang merestrukturisasi properti, di antaranya memperluas dapur, menambah kamar mandi, atau membangun ruang berjemur.
Selain itu, perombakan juga mencakup tugas-tugas besar, seperti merelokasi infrastruktur - seperti menambah atau mengganti kabel dan pemutus listrik, memperbaiki pipa ledeng untuk mengeluarkan saluran air yang membeku dari loteng yang berangin, atau menambahkan AC sentral ke rumah bersejarah.
Tugas-tugas ini sering kali mengharuskan Anda mendapatkan izin atau bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk mendapatkan persetujuan, terutama properti yang terdaftar secara historis.
Contoh-contoh tugas merombak rumah antara lain:
Merenovasi rumah umumnya lebih murah daripada merombak rumah. Hal-hal, seperti mengganti lemari dan memperbarui perlengkapan pipa, hanya membutuhkan biaya lebih murah daripada perubahan struktural, seperti merobohkan dinding atau menambahkan balok.
Selain itu, setelah perubahan struktural dilakukan, Anda masih harus membayar untuk finishing dan perlengkapan baru. Jadi, pada dasarnya, Anda membayar untuk merombak, lalu merenovasi.
Renovasi lebih mudah dianggarkan karena banyak biaya perombakan yang tersembunyi. Perombakan sering kali lebih banyak dari yang terlihat.
Baca juga: 5 Ide Renovasi Kecil yang Berdampak Besar pada Rumah
Misalnya, jika memindahkan dinding antara dapur dan ruang makan untuk membuka denah lantai dan menambahkan sebuah kitchen island, ada kemungkinan besar dinding tersebut menyembunyikan hal-hal, seperti kabel listrik, saluran air, dan saluran udara.
Setelah dinding itu hilang, hal-hal tersebut harus dialihkan, yang merupakan proses besar yang dapat melibatkan banyak birokrasi.
Selain itu, harus mempertimbangkan dinding tersebut berpotensi menahan beban dan harus diganti dengan balok mahal.
Karena lebih sedikit uang yang dikeluarkan di awal proyek, merenovasi rumah sering kali memiliki laba atas investasi (ROI) yang lebih tinggi daripada perombakan.
Rumah yang telah direnovasi terlihat diperbarui dan siap huni, yang menarik bagi pembeli. Hal ini sering kali terjadi pada rumah yang mengalami perombakan, hanya saja membutuhkan lebih banyak uang untuk menyelesaikannya.
Baca juga: 4 Kesalahan Renovasi Dapur yang Harus Dihindari, Apa Saja?
Meski bagus, proyek merombak rumah, seperti memperbesar dapur dan membuka denah lantai, tidak selalu membuahkan hasil saat tiba waktunya menjual rumah.
Jika tujuan Anda adalah menghasilkan uang dari renovasi atau perombakan, ingatlah sebagian besar pembaruan tidak menguntungkan.
Faktanya, rata-rata nasional menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pembaruan rumah yang dapat mengembalikan 100 persen atau lebih dari investasi awal.
Tentu saja, ROI yang sebenarnya tergantung pada banyak variabel, seperti:
Pemilik rumah dapat menghemat banyak uang dengan melakukan pekerjaan sendiri. Ini juga menjadi aasan lain mengapa renovasi yang dilakukan sendiri memiliki ROI lebih tinggi daripada pekerjaan renovasi yang membutuhkan kontraktor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.