Bulu rontok dan gatal-gatal adalah gejala umum ketika kucing mengalami reaksi alergi terhadap sesuatu yang dimakan atau bersentuhan dengan lingkungannya.
Melacak penyebab alergi adalah bagian tersulit dalam mendiagnosis masalah. Setelah alergen teridentifikasi, pengobatan biasanya melibatkan penghilangan zat tersebut dari makanan atau lingkungan kucing.
Saat alergen keluar dari sistem tubuh kucing, ruam yang gatal akan memudar. Dokter hewan juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa gatal yang paling parah.
Setelah sistem kekebalan tubuh kembali normal, sebagian besar kucing akan menumbuhkan kembali bulunya.
Baca juga: Kenali, Ini 6 Tanda Kucing Betina Berahi
Pioderma adalah infeksi bakteri yang biasanya terjadi ketika kulit mengalami trauma akibat garukan dan gigitan.
Infeksi ini dapat menjadi penyebab bulu kucing rontok secara lokal serta keluarnya cairan bernanah atau nanah yang mengerak di atas lesi.
Perawatan yang baik harus dilakukan untuk membersihkan cairan yang keluar guna mempercepat penyembuhan. Namun, karena pioderma merupakan infeksi sekunder, sangat penting menentukan penyebab iritasi.
Baca juga: 7 Penyebab Bulu Kucing Rontok di Sekitar Telinga
Tungau kudis bersarang di bawah kulit dan dapat menyebabkan rasa gatal luar biasa meski tidak terlihat.
Kucing biasanya mengalami lesi berkerak dan kerontokan bulu yang tidak merata. Kudis dapat didiagnosis melalui kerokan kulit yang dilihat di bawah mikroskop.
Perawatan biasanya melibatkan obat celup atau aplikasi obat kutu dan kutu topikal di bawah pengawasan dokter hewan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kucing Kencing Sembarangan di Dalam Rumah
Kurap sebenarnya adalah infeksi jamur yang menghasilkan bercak-bercak kerontokan rambut yang melingkar saat jamur menginfeksi batang rambut.
Umumnya, penyakit ini diobati dengan berbagai macam obat oles atau obat oral, tetapi beberapa dokter hewan juga menyarankan mencukur habis bulu kucing yang terinfeksi untuk membantu mengendalikan jamur.
Setelah jamur kurap hilang, bulu kucing rontok akan tumbuh kembali. Namun, perlu diketahui, hal ini mungkin memerlukan waktu beberapa minggu, bahkan beberapa bulan.
Baca juga: 4 Lokasi Terbaik Meletakkan Kotak Pasir Kucing di Rumah
Kucing yang menjalani pola makan tidak sehat akan kekurangan vitamin dan nutrisi penting, juga bisa menyebabkan bulunya rontok.
Protein yang dapat dicerna dalam jumlah cukup serta vitamin seperti A dan E diperlukan untuk kesehatan kulit dan bulu kucing.
Pemilik yang membuat makanan kucing peliharaan mereka sendiri harus sangat berhati-hati menggunakan resep yang disetujui dokter hewan, yang dilengkapi dengan campuran vitamin.
Nah, itu dia sejumlah penyebab bulu kucing rontok. Apabila menemukan salah satu gejala, segera membawa sahabat bulu ke dokter hewa untuk mendapat diagonosis dan perawatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya