Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Penyebab Bulu Kucing Rontok yang Perlu Diwaspadai

Hal ini tak hanya membuat bulu kucing menjadi tipis, tapi juga kebotakan lama-kelamaan. Bulu kucing yang rontok, yang juga dikenal sebagai alopecia, umumnya disebabkan banyak faktor, seperti kutu, usia, dan kondisi medis lainnya. 

Masalah kutu bisa diobat, sedangkan penyebab lainnya memerlukan diagnosis dan perawatan oleh dokter hewan.

Dengan mempelajari kemungkinan penyebab bulu kucing rontok, dapat membantu memberikan pertolongan yang dibutuhkan sahabat bulu. 

Dikutip dari Love to Know Pets, Jumat (26/5/2023), berikut sejumlah penyebab bulu kucing rontok. 

Kucing yang mengalami penyakit ini biasanya mengalami kerontokan pada beberapa bagian bulu dan kerontokan tersebut dapat terjadi secara berlebihan.

Gejala hipertiroidisme lainnya, termasuk penurunan berat badan, bulu berminyak atau tidak terawat, rasa haus, buang air kecil berlebihan, peningkatan vokalisasi atau aktivitas, dan nafsu makan yang tidak pernah terpuaskan.

Untungnya, dalam banyak kasus, hipertiroidisme mudah dikontrol dengan pengobatan atau terapi yodium radioaktif.  

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid yang tidak mencukupi untuk mempertahankan metabolisme yang normal.

Meski jarang terjadi pada kucing, kondisi ini menyebabkan bulu kucing rontok serta sejumlah gejala lain yang meliputi kelemahan, penambahan berat badan, juga kelesuan.

Kutu

Dermatitis alergi kutu, alergi terhadap air liur kutu saat menggigit hewan peliharaan, dapat menjadi penyebab bulu kucing rontok.

Setelah terkena gigitan kutu, fokus kucing akan beralih ke menggaruk untuk meredakan rasa gatal yang hebat. Kucing akan melakukan segala cara untuk mencapai kulit yang gatal, termasuk menggigit bulu di area yang mengganggu.

Kucing yang terkena kutu harus segera diobati untuk menghindari komplikasi lebih serius pada kesehatannya secara keseluruhan, termasuk cacing pita atau Bartonella. 

Bulu rontok dan gatal-gatal adalah gejala umum ketika kucing mengalami reaksi alergi terhadap sesuatu yang dimakan atau bersentuhan dengan lingkungannya.

Melacak penyebab alergi adalah bagian tersulit dalam mendiagnosis masalah. Setelah alergen teridentifikasi, pengobatan biasanya melibatkan penghilangan zat tersebut dari makanan atau lingkungan kucing.

Saat alergen keluar dari sistem tubuh kucing, ruam yang gatal akan memudar. Dokter hewan juga dapat meresepkan obat untuk meredakan rasa gatal yang paling parah.

Setelah sistem kekebalan tubuh kembali normal, sebagian besar kucing akan menumbuhkan kembali bulunya. 

Pioderma

Pioderma adalah infeksi bakteri yang biasanya terjadi ketika kulit mengalami trauma akibat garukan dan gigitan.

Infeksi ini dapat menjadi penyebab bulu kucing rontok secara lokal serta keluarnya cairan bernanah atau nanah yang mengerak di atas lesi.

Perawatan yang baik harus dilakukan untuk membersihkan cairan yang keluar guna mempercepat penyembuhan. Namun, karena pioderma merupakan infeksi sekunder, sangat penting menentukan penyebab iritasi. 

Tungau kudis bersarang di bawah kulit dan dapat menyebabkan rasa gatal luar biasa meski tidak terlihat.

Kucing biasanya mengalami lesi berkerak dan kerontokan bulu yang tidak merata. Kudis dapat didiagnosis melalui kerokan kulit yang dilihat di bawah mikroskop.

Perawatan biasanya melibatkan obat celup atau aplikasi obat kutu dan kutu topikal di bawah pengawasan dokter hewan. 

Kurap

Kurap sebenarnya adalah infeksi jamur yang menghasilkan bercak-bercak kerontokan rambut yang melingkar saat jamur menginfeksi batang rambut.

Umumnya, penyakit ini diobati dengan berbagai macam obat oles atau obat oral, tetapi beberapa dokter hewan juga menyarankan mencukur habis bulu kucing yang terinfeksi untuk membantu mengendalikan jamur.

Setelah jamur kurap hilang, bulu kucing rontok akan tumbuh kembali. Namun, perlu diketahui, hal ini mungkin memerlukan waktu beberapa minggu, bahkan beberapa bulan. 

Nutrisi buruk

Kucing yang menjalani pola makan tidak sehat akan kekurangan vitamin dan nutrisi penting, juga bisa menyebabkan bulunya rontok.

Protein yang dapat dicerna dalam jumlah cukup serta vitamin seperti A dan E diperlukan untuk kesehatan kulit dan bulu kucing.

Pemilik yang membuat makanan kucing peliharaan mereka sendiri harus sangat berhati-hati menggunakan resep yang disetujui dokter hewan, yang dilengkapi dengan campuran vitamin. 

Nah, itu dia sejumlah penyebab bulu kucing rontok. Apabila menemukan salah satu gejala, segera membawa sahabat bulu ke dokter hewa untuk mendapat diagonosis dan perawatan. 

https://www.kompas.com/homey/read/2023/05/26/071500276/8-penyebab-bulu-kucing-rontok-yang-perlu-diwaspadai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke